Rabu 07 Nov 2018 06:40 WIB

Studi Ungkap Lonjakan Kematian Akibat Kanker Kulit pada Pria

Jepang sejauh ini memiliki angka kematian akibat melanoma yang paling rendah.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Indira Rezkisari
Hugh Jackman, salah satu pria yang pernah didiagnosa dengan kanker kulit.
Foto: EPA
Hugh Jackman, salah satu pria yang pernah didiagnosa dengan kanker kulit.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Riset terkini mengungkap bahwa kematian akibat kanker kulit di kalangan pria meningkat di sejumlah negara. Sejak 1985, kanker kulit lebih banyak menyerang hingga menyebabkan kematian pada pasien laki-laki daripada perempuan.

Belum diketahui alasan pasti terkait hal tersebut. Kendati demikian, salah satu bukti menunjukkan bahwa laki-laki cenderung kurang melindungi diri dari sinar matahari serta tidak mengindahkan peringatan kesehatan.

Baca Juga

Lebih dari 90 persen kasus kanker kulit atau melanoma disebabkan oleh kerusakan sel kulit. Pemicu umumnya adalah paparan sinar matahari atau sumber radiasi ultraviolet (UV) lain seperti tanning bed alias alat yang menjadikan kulit menjadi kecokelatan.

Pemimpin studi, Dorothy Yang, telah mempresentasikan temuan pada Konferensi Riset Kanker Nasional 2018 di Inggris. Pada delapan dari 18 negara yang diteliti, tingkat kematian pria akibat kanker kulit meningkat 50 persen selama tiga dekade terakhir.

Dokter di Royal Free London NHS Foundation Trust London, Inggris, itu menyebutkan, peningkatan terdata dua kali lipat di Irlandia dan Kroasia. Lonjakan tajam lain ada di Spanyol dan Inggris (70 persen), Belanda (60 persen), serta Prancis dan Belgia (50 persen).

Sebaliknya, data di sejumlah negara menunjukkan angka kematian perempuan akibat kanker kulit menurun selama periode yang sama. Beberapa di antaranya adalah Austria (9 persen), Republik Ceko (16 persen), dan Israel (23 persen).

Dari sederet negara tersebut, Jepang sejauh ini memiliki angka kematian akibat melanoma yang paling rendah. Skala kematian akibat kanker tersebut pada pria dan wanita masing-masing adalah 0,24 dan 0,18 per 100 ribu orang.

"Kami tengah menyelidiki apakah faktor biologis atau genetik juga memainkan peran dalam terjangkitnya kanker kulit, yang sejauh ini belum dapat disimpulkan," kata Yang, dikutip dari laman Malay Mail.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement