Rabu 07 Nov 2018 16:24 WIB

Gawat, Angka Pradiabetes Dua Kali Lipat dari Penderita DM

Puskesmas bisa jadi basis promosi germas untuk rutin cek kesehatan dan olahraga

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pria melakukan pengetesan kadar gula darah atau diabetes.
Foto: EPA
Pria melakukan pengetesan kadar gula darah atau diabetes.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Angka kejadian pradiabetes yang memicu diabetes melitus (DM) tipe 2 di Indonesia terus meningkat tiap tahunnya. Bahkan, jumlahnya dua kali lipat dari angka penderita diabetes.

Persoalan ini penting diperhatikan mengingat diabetes merupakan ‘ibu’ dari segala penyakit yang saat ini tidak hanya menjadi persoalan kesehatan di dalam negeri, tetapi juga bagi kesehatan global. Hal ini terungkap dalam diskusi "Pentingnya Deteksi Dini dan Pencegahan Prediabetes" yang digelar di Hotel Novotel, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (7/11).

Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Semarang, dr Sarwoko Oetomo, saat membuka diskusi ini mengungkapkan, dalam rangka memeringati Hari Kesehatan Nasional dan Hari Diabetes Sedunia, Dinas Kesehatan Kota Semarang berupaya membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan atau deteksi dini terhadap penyakit diabetes.

Namun, Dinas Kesehatan Kota Semarang tidak sendirian. Dibutuhkan peran dari pihak lain untuk ikut mengedukasi masyarakat agar selalu rutin memeriksakan kesehatannya di sarana layanan kesehatan terdekat, seperti puskesmas.

Selain itu, juga mempromosikan langkah-langkah pencegahan melalui puskesmas. Puskesmas digalakkan untuk melakukan langkah-langkah promotif preventif melalui gerakan masyarakat (germas).

“Bisa cek kesehatan secara rutin dan olahraga teratur. Itu yang paling ringan dan bisa kita perbuat. Kalau itu bisa terlaksana dengan baik maka masyarakat akan terhindar dari segala penyakit,” tandas Sarwoko.

Ia juga menyampaikan, upaya pencegahan terhadap penyakit diabetes, saat ini juga dilakukan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK). “Sehingga, mampu menginspirasi masyarakat untuk melakukan gaya hidup yang lebih sehat,” lanjutnya.

Sementara, Head of Marketing Nutrifood Susana menambahkan, pihaknya juga ikut berkepentingan untuk mengadvokasi dan mengedukasi masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat melalui edukasi cermati konsumsi gula, garam, dan lemak.

Sejak 2013, pihaknya telah melaksanakan kemitraan bersama Kementerian Kesehatan dan Badan POM. Ini juga dalam rangka Hari Kesehatan Nasional dan Hari Diabetes Dunia.

“Di antaranya dengan melaksanakan cek gula darah gratis dan senam sehat bersama masyarakat maupun komunitas-komunitas di masyarakat,” jelasnya.

Selain itu, lanjutnya, dengan rutin dan masif menggelar edukasi pola hidup sehat kepada masyarakat. Hal ini untuk mendorong terwujudnya pembangunan kesehatan masyarakat.

Sementara itu, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Semarang dr Elang Sumambar menjelaskan, untuk mewujudkan pembangunan kesehatan masyarakat diperlukan kerja bareng lintas sektor.

Tidak hanya Dinas Kesehatan, tapi juga kalangan swasta dan masyarakat pun juga harus ikut terlibat aktif. “Kalau dikeroyok bareng-bareng dan masyarakat telah teredukasi maka pola hidup sehat bisa dijalankan,” katanya.

Di lingkungan organisasi profesi dokter, IDI sudah melakukan semua itu. “Termasuk mengajak peran serta semua pihak untuk ikut peduli dengan pencegahan penyakit diabetes ini,” tandas Elang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement