Senin 12 Nov 2018 17:39 WIB

Mengenal Pneumonia yang Rentan Menyerang Anak dan Lansia

Pada anak-anak, imunitas mereka belum sempurna.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Ani Nursalikah
Warga lanjut usia mengikuti senam lansia. (ilustrasi)
Foto: Antara/Syifa Yulinnas
Warga lanjut usia mengikuti senam lansia. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pneumonia merupakan penyakit yang mematikan. Penyakit ini merupakan infeksi atau peradangan akut pada parenkim atau jaringan paru yang diakibatkan bakteri, virus, jamur atau parasit. Faktanya, penyakit ini bisa menyerang siapa saja terutama anak-anak, dewasa muda dan orang tua.

Ketua Divisi Infeksi Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI RS Persahabatan Erlina Burhan menjelaskan terdapat sekitar 450 juta kasus pneumonia tiap tahun. Angka kejadian pneumonia lebih sering terjadi negara berkembang dibandingkan negara maju.

Baca Juga

Di Indonesia pada 2010, pneumonia termasuk dalam 10 besar penyakit rawat inap di rumah sakit dengan proporsi kasus 53,95 persen untuk laki-laki dan 46,05 persen untuk perempuan, dengan crude fatality rate (CFR) 7,6 persen. Angka ini paling tinggi bila dibandingkan penyakit lainnya.

Berdasarkan data RISKESDAS 2018, prevalensi pneumonia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan (nakes) adalah sekitar 2,0 persen. Sedangkan pada 2013 adalah 1,8 persen.

Angka kematian sekitar 1,4 juta per tahuna secara global (tujuh persen penyebab kematian di dunia). "Angka kematian terbanyak pada usia anak-anak dan orang tua (diatas 75 tahun)," ujarnya kepada wartawan disela konferensi pers World Pneumonia 2018, yang diselenggarakan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) di Jakarta, Selasa (12/11).

Anggota Pokja Infeksi Non Tuberkulosis PDPI ini mengatakan anak-anak dan lansia paling sering mengalami pneumonia terkait masalah rendahnya imunitas atau kekebalan tubuh. Pada anak-anak, imunitas mereka belum sempurna. Sedangkan pada lansia, sistem kekebalan tubuhnya sudah menurun.

Faktor risiko terjadinya pneumonia dibagi menjadi dua, yaitu kelompok imunokompeten (daya tahan tubuh normal) dan immunokompromais (daya tahan tubuh menurun). Selain usia, mereka yang miliki daya tahan tubuh normal, namun gaya hidup tidak baik, seperti mengonsumsi alkohol dan merokok akan mudah mengalami pneumonia.

Selain itu, orang dengan penyakit dasar seperti penyakit jantung kronik, penyakit ginjal kronik, penyakit hati kronik, penyakit paru kronik, penyakit metabolik, penyakit susunan safaf juga rentan alami pneumonia. Anda yang mempunyai riwayat penyakit pneumokokus invasif dan riwayat penyakit pneumonia juga masuk kategori orang yang berisiko pneumonia. Mereka yang menggunakan obat-obatan tertentu juga rentan alami penyakit ini.

Untuk kelompok immunokompromais (daya tahan tubuh menurun), penyakit pneumonia bisa menyerang pasien dengan keadaan immunosupresi. Seperti penyakit autoimun yang mendapatkan steroid atau terapi immunosupresif atau pengobatan biologis.

Mereka yang mengalami kanker dengan pengobatan imunosupresi juga rentan alami penyakit ini. Selain itu, calon transplantasi organ (dengan atau tanpa pengobatan imunosupresi) juga mudah kena penyakit ini. Penyakit lain yang mudah alami pneumonia adalah disfungsi limpa atau asplenia juga HIV.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement