Selasa 13 Nov 2018 05:24 WIB

Menangis saat Menonton Film, Baik atau Buruk?

Menangis bisa membantu meningkatkan kecerdasan emosi.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Indira Rezkisari
Wanita menangis
Foto: Flickr
Wanita menangis

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menangis adalah sebuah emosi alami yang dimiliki oleh setiap orang. Termasuk menangis yang disebabkan karena menonton film drama. Meski banyak yang menganggap sebagai sebuah kelemahan, menangis sejatinya merupakan hal yang wajar dan baik untuk kesehatan.

Menurut penelitian, menangis dapat membantu proses pertumbuhan seseorang. Menangis saat menonton ini terjadi karena pada saat itu otak tidak bisa membedakan hubungan fiksi dan kenyataan. Para psikolog menyebut hal ini dengan hubungan satu arah yang terjadi antara si penonton dengan televisi atau  karakter di dalam film.

Dilansir dari Times of India, penelitian yang dilakukan di Universitas Oklahoma ini menemukan hubungan satu arah itu bisa meningkatkan semangat juang serta kepercayaan diri seseorang.  Bahkan dalam banyak hal, hubungan satu arah ini bisa mengurangi rasa kesepian dalam diri seseorang.

Pada saat karakter disakiti atau mendapat perlakukan tidak baik dari karakter lain, si penonton akan terpancing juga untuk marah atau merasakan kesedihan. Ini adalah ekspresi normal yang menandakan bahwa otak memberi respons. Hal yang sama juga berlaku saat si penonton bahagia melihat karakter di film bahagia.

Tidak hanya pada saat menonton film. Kondisi ini juga bisa terjadi ketika pendukung merasakan kebahagiaan atau menangis haru saat melihat atlet idolanya berhasil memenangkan kompetisi olahraga. Pendukung turut merasakan perjuangan yang telah dilalui sang atlet hingga akhirnya menang. Para ilmuwan menyebut ini dengan istilah meta-emosi.

Sejumlah studi bahkan mengatakan bahwa kebiasaan menangis seperti ini dapat meningkatkan kecerdasan emosi. Peningkatan kcerdasan emosi ini akan membuat seseorang menjadi lebih bijak dalam mengkritik, peka terhadap pikiran dan perasaan orang lain. Selain itu, kebiasaan menangis ini baik karena bisa membuat seseorang tidak egois, khususnya bagi anak muda.

Namun, ada kalanya kebiasaan ini menjadi tidak baik, terutama apabila seseorang begitu terlarut meononton setiap hari sampai lupa bersosialisasi dengan kehidupan nyata disekelilingnya. Dalam memilih tontonan sebaiknya tidak menggambarkan kehidupan pribadi. Ini sangat tidak baik untuk kesehatan mental.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement