REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cahaya biru (blue light) ternyata bisa membantu memerangi hipertensi atau tekanan darah tinggi, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam European Journal of Preventative Cardiology. Penderita hipertensi tersebar luar di banyak negara, seperti Amerika Serikat dan negara barat lainnya.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, hipertensi adalah penyebab utama seribu kematian setiap harinya di Amerika. Hipertensi juga faktor risiko kondisi lebih serius, seperti serangan jantung, stroke, dan penyakit ginjal. Untuk alasan ini, pengelolaan tekanan darah tinggi perlu diprioritaskan.
Dokter saat ini biasanya meresepkan obat-obatan, seperti angiotensin converting enzyme inhibitors dan calcium channel blocker untuk menurunkan hipertensi. Obat ini efektif, namun efek sampingnya tetap ada, seperti batuk kering terus menerus dan pusing.
Peneliti dari Universitas Surrey di Inggris dan Universitas Heinrich Heine Dusseldorf di Jerman bersama meriset apakah cahaya biru tanpa gelombang panjang UV berpotensi menurunkan hipertensi. Penelitian sebelumnya menunjukkan cahaya biru yang terlihat dalam kisaran panjang gelombang 420-453 nanometer bisa menginduksi produksi nitrit oksida (NO) tanpa merusak DNA. NO adalah molekul sinyak penting pada manusia dan organisme lainnya.
Studi ini melibatkan 14 peserta laki-laki berusia 30-60 tahun yang tidak bermasalah dengan kardioavaskular, hipertensi, dan diabetes. Setiap peserta mengikuti dua kali. Satu kali kunjungan mereka menerima paparan cahaya biru selama 30 menit.
Peneliti kemudian melihat perubahan tekanan darah, dan parameter lain, seperti denyut jantung, aliran darah di lengan bawah, tingkat sirkulasi NO, kecepatan gelombang dan ukuran arteri atau pembuluh darah. Hasilnya, tubuh yang terpapar cahata biru 30 menit secara signifikan mengalami penurunan tekanan darah sistolik atau tekanan pembuluh darah saat jantung berkontraksi sebanyak delapan millimeter of mercury (torr). Penurunan ini terbilang signifikan.
"Penelitian kami pertama kalinya menunjukkan paparan cahaya biru di seluruh tubuh pada dosis tertentu sebanding dengan paparan sinar matahari setiap hari untuk menurunkan tekanan darah sistolik pada pasien percobaan," kata dokter dan profesor di Universitas Surrey, Christian Heiss, dilansir dari Medical News Today, Selasa (13/11).
Paparan cahaya biru menjadi metode inovatif yang tepat untuk mengontrok tekanan darah tinggi tanpa obat. Sumber cahaya biru, sebut Heiss lebih mungkin dan praktis.
"Meski terapi cahaya biru tak bisa mengganti perubahan diet atau gaya hidup, setidaknya ini memberi manfaat tambahan bagi orang-orang tertentu, yaitu mereka yang hipertensinya sudah signifikan, seperti orang yang lebih tua," kata Heiss.