Selasa 13 Nov 2018 09:46 WIB

Bernyanyi Ringankan Gejala Parkinson

Oksitoksin atau hormon kebahagiaan berperan penting.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Friska Yolanda
Penyakit parkinson
Foto: care2
Penyakit parkinson

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Parkinson adalah kondisi neurodegenratif progresif yang memengaruhi lebih dari 10 juta orang seluruh dunia. Penyakit ini biasanya menyerang orang lebih tua, seperti di Amerika Serikat yang prevalensinya terus meningkat.

Gejalanya antara lain tremor dan sulit mengontrol gerakan tubuh, perubahan suasana hati, mudah cemas, dan depresi. Obat-obatan tertentu bisa mengurangi gejala parkinson, namun tak begitu efektif seiring karena penyakit tetap ada dan efek sampingnya bisa lebih buruk.

Cara-cara baru tanpa obat-obatan diperlukan. Salah satu intervensi yang bisa dilakukan adalah bernyanyi. Ini berdasarkan penelitian di Iowa State University, dipimpin Asisten Profesor Kinesiologi, Elizabeth Stegemoller. Hasilnya telah dipresentasikan di Konferensi Society for Neuroscience 2018, yang diadakan di San Diego, California.

Stegemoller dan rekan-rekannya melibatkan 17 orang penderita parkinson yang sudah mengidap penyakit ini rata-rata 2,4 tahun. Peneliti mengukur denyut jantung, tekanan darah, dan kadar kortisol sebelum dan sesudah sesi bernyanyi.