Senin 19 Nov 2018 19:02 WIB

Studi: Kasus Bunuh Diri di Kalangan Pria Terus Meningkat

Angka bunuh diri pria yang bekerja di seni, hiburan, olah raga dan media meningkat

Rep: Christiyaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Bunuh diri/ilustrasi
Foto: Max Pixel
Bunuh diri/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memahami alasan mengapa seseorang memutuskan bunuh diri adalah hal yang kompleks. Akan tetapi berdasarkan data yang dirilis CDC pada Juni lalu, para peneliti melihat fenomena bunuh diri cenderung dilakukan oleh pria. 

Sebanyak 84 persen dari pria yang mati karena bunuh diri memiliki gangguan mental yang tidak diketahui sebelumnya. "Orang dan khususnya para pria mencoba menutupi masalah mental yang mereka alami," kata David A. Jobes, Direktur di Catholic University of America's Suicide Prevention Lab. Menurutnya hal tersebut juga bagian dari masalah.

Dikutip dari Men's Health, jumlah angka bunuh diri di kalangan pria 3,5 kali lebih banyak daripada wanita. Bisa jadi itu dikarenakan kaum adam kurang suka mencari pertolongan atau berbicara kepada orang lain ketika sedang menghadapi masalah. Selain itu, pria juga lebih banyak memegang senjata api daripada wanita sehingga senjata itu digunakan sebagai alat mengakhiri hidupnya. 

Di Amerika Serikat, sekitar 49 persen bunuh diri dilakukan dengan senjata api. Potensi bunuh diri di rumah semakin meningkat jika senjata tidak disimpan dengan aman.

Dalam laporan terakhirnya, CDC menemukan pada tahun 2012 dan 2015 tingkat bunuh diri pria paling tinggi pada mereka yang bekerja di bidang konstruksi dan ekstraksi. Akan tetapi angka bunuh diri juga meningkat pada pria yang bekerja di bidang seni, hiburan, olah raga, dan media. 

"Mengetahui siapa yang punya risiko paling besar melakukan bunih diri dapat membantu menyelamatkan hidup lewat aksi preventif," ujar Debra Houry, Direktur CDC National Center for Injury Prevention and Control kepada NBC News. 

Para ahli menilai ada beberapa cara menghentikan bunuh diri. "Kita membutuhkan strategi pencegahan yang fokus tidak hanya menghentikan keinginan anda untuk mati lewat bunuh diri. Namun pada apakah anda bisa mati," kata Michael Anestis, associate professor di klinik psikologi University of Southern Mississippi. 

"Mengunci senjata di tempat yang aman tidak membuat keinginan bunuh diri berkurang. Itu membuat anda lebih sulit mati," imbuhnya. Menurut Anestis, sebelum bunuh diri seseorang biasanya menunjukkan keanehan pada dirinya. Misalnya seperti ada sesuatu yang tidak biasa pada diri orang tersebut.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement