REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap orang pernah merasakan kesemutan. Ketika duduk atau berbaring di posisi yang tidak nyaman dalam waktu lama, biasanya tangan atau kaki akan merasa kesemutan.
Rasa ini akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa menit. Akan tetapi, bukan berarti kita boleh menganggap remeh kesemutan. Dalam sebuah artikel yang dimuat di laman Independent, Direktur Pusat Pembelajaran Anatomi Klinis Adam Taylor membagikan pengetahuannya seputar kesemutan.
Pria yang juga merupakan dosen di Lancaster University itu menerangkan ada rasa kesemutan di bagian tubuh tertentu yang harus diwaspadai. Misalnya, kesemutan yang terjadi pada bibir mengindikasikan adanya alergi makanan atau gejala strok.
Sementara itu kesemutan yang dirasakan pada tangan dan kaki bisa jadi merupakan tanda tubuh kekurangan vitamin atau mineral. "Kesemutan adalah cara tubuh memberi tahu bahwa ada sesuatu yang salah walau mayoritas kesemutan tidak berbahaya," tulis Adam dalam artikel berjudul Why We Shouldn't Always Ignore the Feeling of Pins and Needles.
Kesemutan atau yang dalam bahasa medis disebut paresthesia juga bisa terjadi karena kita salah memilih pakaian. Bagaimana bisa? Ternyata penggunaan celana yang terlalu ketat dapat mengakibatkan kesemutan di bagian paha. Kondisi itu disebut dengan meralgia paresthetica.
Kasus kesemutan juga bisa muncul karena tuntutan pekerjaan atau gaya hidup, misalnya carpal turnel syndrome (CTS). CTS terjadi ketika saraf median mendapat tekanan dari tendon yang mengalami peradangan. Orang-orang yang kesehariannya bekerja dengan peralatan bergetar seperti bor atau pengayak pasir punya risiko tinggi terkena CTS.
Selain itu, orang yang kerap memainkan alat musik atau bekerja dengan papan ketik komputer dalam waktu lama juga berpotensi mengalami CTS. Aktivitas-aktivitas tersebut menyebabkan stres dan ketegangan di pergelangan tangan serta saluran carpal. Kondisi ini bisa menjepit saraf median.
Gejala CTS bisa dihilangkan sementara dengan mengibas-ngibaskan tangan yang kesemutan. Namun untuk menghilangkannya lebih lama, orang sebaiknya menghindari aktivitas pemicu gejala. Penggunaan pembebat tangan juga bisa diterapkan untuk menjaga agar tangan tetap lurus. Dalam beberapa kasus, penderita CTS bahkan membutuhkan operasi sebagai jalan penyembuhan.