Ahad 25 Nov 2018 12:43 WIB

Benarkah Menangis Baik untuk Tubuh?

Kuncinya menemukan keseimbangan dan kemampuan mengekspresikan emosi dengan baik.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Ani Nursalikah
Menangis.
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Menangis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ahli berpendapat manusia merupakan satu-satunya makhluk hidup yang menangis karena alasan emosional. Menangis juga dikatakan dapat memberi manfaat baik bagi manusia selaku makhluk sosial.

Pada satu waktu, manusia bisa menangis karena merasa sedih atau putus asa. Di sisi lain, manusia juga bisa menangis karena merasa berempati dengan kondisi orang lain. Tak hanya itu, rasa gembira yang luar biasa juga dapat mendorong manusia menangis.

Tanpa disadari, menangis dapat membuat orang berkumpul bersama, memupuk simpati atau empati hingga membantu meningkatkan kepercayaan dan mempererat kedekatan antara manusia satu dan lainnya. Tak heran bila dari perspektif sosial, menangis dapat menjadi hal yang baik di dalam kehidupan manusia.

"Orang-orang akan cenderung mempercayai seseorang yang memiliki kemampuan menunjukkan emosi seperti itu," ujar Psikolog Christine Bagley-Jones yang berbasis di Brisbane, seperti dilansir di ABC.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Psikolog Klinis Ad Vingerhoets dan tim juga menunjukkan menangis dapat memperbaiki suasana hati. Dalam penelitian ini, Vingerhoets dan tim peneliti meminta para partisipan menonton film sedih yang membuat mereka menangis. Sebelum menonton film, tim peneliti telah melakukan penilaian terhadap suasana hati para partisipan.

Setelah menonton film dan menangis, para partisipan mengaku merasa lebih buruk dibandingkan sebelumnya. Akan tetapi 20 menit setelah menonton film sedih dan menangis, para partisipan mengaku merasa lebih baik dibandingkan dengan sebelum menonton film. Setelah 90 menit, para partisipan mengaku merasa jauh lebih positif lagi dari sebelumnya.

Hanya saja, tak selamanya menangis hanya memberi dampak positif bagi manusia. Ada beberapa kerugian yang juga bisa muncul akibat menangis. Dalam jangka pendek misalnya, menangis dapat menyebabkan mata bengkak, kulit memerah dan memunculkan perasan seperti sakit kepala. Hal ini bisa terjadi karena adanya kontraksi otot wajah yang kuat saat menangis dan tekanan pada sinus dari hidung yang berair.

Menangis juga memiliki konsekuensi sosial, tergantung pada kontes dari apa yang ditangisi. Bagley-Jones mengatakan sesekali menangis untuk menunjukkan perasaan merupakan sesuatu yang menyehatkan. Akan tetapi, menangis terlalu sering atau menangis pada waktu yang tidak tepat dapat membuat orang lain merasa jengah sehingga hubungan dengan orang lain pun terganggu.

"Terlalu sering menangis dapat mengindikasikan kurangnya kemampuan mengatur emosi, di mana emosi menjadi bos Anda, bukan sebaliknya," kata Bagley-Jones.

Kunci dari semua ini adalah menemukan keseimbangan dan kemampuan untuk mengekspresikan emosi dengan baik. Dengan begitu dampak negatif dari menangis dapat dihindari.

"Anda harus berada di pucuk pimpinan manajemen emosi Anda," ujar Bagley-Jones.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement