REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyaknya masalah yang dialami wanita saat masa kehamilan disebabkan pertumbuhan dan perkembangan bayi. Semua rasa sakit itu akan tetap terasa sampai melahirkan.
Beberapa wanita hamil harus merasakan sakit yang tidak terkait dengan kehamilan seperti migrain. Migrain menyebabkan sakit kepala yang mengganggu dan dapat membuat Anda memutuskan untuk minum obat agar membantu mengatasi rasa sakit itu.
Namun, harus disadari obat-obatan tersebut tidak aman dikonsumsi selama kehamilan. Lalu bagaimana cara yang aman untuk mengatasi migrain yang dialami ibu hamil?
Penting untuk kita pahami terlebih dahulu penyebab migrain selama kehamilan agar lebih mudah untuk mencegahnya. Dilansir di Boldsky, migrain sering dipicu oleh beberapa faktor sebagai berikut.
Fluktuasi hormon
Hormon seperti estrogen diketahui dapat memicu migrain. Itulah mengapa wanita sering mengalami serangan migrain selama kehamilan, menstruasi, dan menopause.
Migrain sering kali dialami wanita dibanding pria karena alasan tersebut. Selain itu, serotonin neurotransmitter juga disebut sebagai penyebab migrain.
Kadar serotonin yang rendah dapat memicu migrain. Itulah sebabnya migrain sering terjadi ketika wanita hamil merasa emosional atau stres.
Fluktuasi tekanan
Fluktuasi tekanan darah juga dapat memicu migrain pada sebagian besar wanita. Kenaikan tekanan darah dapat menyebabkan saraf otak menyempit dan membatasi aliran darah. Tekanan darah tinggi yang bersamaan dengan migrain jika dialami semasa kehamilan bisa menjadi gejala preeklamsia.
Otot kejang
Ketegangan otot selama kehamilan adalah hal yang biasa terjadi. Otot-otot di tubuh sering meregang untuk mengakomodasi bayi yang sedang mengalami pertumbuhan.
Ini dapat meningkatkan ketegangan otot yang mungkin memuncak sampai terjadi kejang otot. Tubuh akan mengeluarkan serotonin selama kejang otot yang memicu migrain.
Pemicu lain
Meskipun penyebab migrain bervariasi dari orang-ke-orang, pemicu umum lainnya adalah cokelat, kafein, cuaca, makanan olahan, atau stres. Jika Anda memiliki alergi terhadap makanan tertentu, ada kemungkinan besar Anda akan mendapatkan serangan migrain.
Cuaca yang terlalu banyak angin atau salju dapat juga memicu migrain. Obat-obatan, seperti aspirin yang merupakan obat anti-inflamasi non-steroid dapat menyebabkan banyak komplikasi untuk bayi yang belum lahir.
Aspirin juga dapat menyebabkan keguguran jika diminum selama periode pembuahan. Jika dikonsumsi selama trimester ketiga, dapat menyebabkan komplikasi jantung pada janin. Oleh karena itu, aspirin harus dihindari oleh ibu hamil.
Di sisi lain, obat seperti asetaminofen dianggap aman dikonsumsi selama kehamilan. Namun, tetap harus dengan resep dokter. Jika Anda terlalu khawatir untuk mengonsumsi obat-obatan pereda migrain semasa hamil, Anda dapat mengatasi migrain tanpa obat yang sama efektifnya.
Berikut cara yang aman dan efektif mengatasi migrain semasa hamil tanpa intervensi obat-obatan.