REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang psikopat tidak selalu ditandai dengan aksi-aksi kriminal. Menurut Calli Tzani Pepelasi yang merupakan dosen Psikologi Investigatif di University of Huddersfield, diperkirakan satu dari 100 orang punya karakter psikopat. Ini artinya, psikopat bisa jadi hadir di lingkungan kita, namun tidak kita sadari.
Dalam sebuah tulisannya yang dimuat di The Conversation yang dikutip Science Alert, Pepelasi mengungkap apa saja ciri-ciri orang psikopat. Selama ini diagnosis orang dengan karakter psikopat masih menjadi kontroversi. Akan tetapi, para ilmuwan sepakat seorang psikopat biasanya punya sifat antisosial, hanya sedikit punya rasa empati dan penyesalan, berani, secara emosional mudah gembira, cenderung jahat, impulsif, dan punya ego yang ekstrem.
Namun, di sisi lain psikopat juga punya karakter positif. Di antaranya menaruh perhatian pada detail, mudah membaca orang lain, dan mudah terlibat dalam sebuah pembicaraan. Kemampuan psikopat yang kreatif dan bekerja dengan tepat membuat mereka berpotensi menjadi seorang profesional.
Dalam hubungan romansa, seorang psikopat punya kebiasaan berbohong. Pepelasi menyatakan psikopat bisa dikencani, namun tak semua orang mampu menghadapi karakter psikopat. Psikopat cenderung terbiasa berbohong kepada pasangan dalam kondisi apa pun demi meraih tujuannya.
Sayangnya, sulit untuk mendeteksi kebohongan psikopat karena mereka melakukannya dengan rapi. Psikopat juga punya daya tarik tersendiri sehingga pasangannya kerap ragu apakah ia berbohong atau tidak.
Persepsi mereka terhadap nilai diri sangat tinggi. Bahkan ketika pasangannya adalah orang yang sukses, percaya diri, dan profesional, psikopat tidak melihatnya sebagai sebuah keunggulan. Mereka akan mencoba mengikis kepercayaan diri pasangannya dan memegang kendali lebih atas pasangannya.