Kamis 06 Dec 2018 10:31 WIB

Kenali Paruresis, Fobia Buang Air Kecil di Toilet Umum

Hampir 90 persen penderitanya adalah pria.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Ani Nursalikah
Toilet umum.
Foto: Republika/Mutia Ramadhani
Toilet umum.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kaum pria mempunyai kebiasaan saling berbicara atau membahas banyak hal justru saat buang air kecil bersama di toilet kantor misalnya. Namun, ada beberapa orang yang tak bisa santai melakukannya. Mereka justru cemas saat kencing di depan orang lain.

Fobia seperti ini disebut paruresis, dikenal juga dengan sebutan 'shy bladder syndrome'. Kepala Departemen Pekerjaan Sosial di Universitas Mississippi, Soifer mengatakan orang yang mengidap paruresis mendadak mengalami kecemasan sehingga mendorong kandung kemihnya tak bisa buang air kecil.

"Sayangnya banyak orang tidak mengerti ini, kecuali Anda mengalaminya sendiri," kata Soifer, dilansir di Health, Kamis (6/12).

Fobia ini sangat mengganggu kehidupan publik. Soifer mengaku dia telah bekerja dengan banyak orang yang susah buang air kecil di toilet kantor.

Soifer mengatakan pria dan wanita bisa menderita sindrom ini, namun berdasarkan pengalamannya hampir 90 persen adalah pria. "Perempuan memiliki lebih banyak pilihan terkait privasi saat buang air kecil," katanya.

Jadi, apa yang bisa dilakukan saat paruresis itu datang? Penelitian tentang ini masih terbatas, namun para ahli percaya terapi perilaku kognitif bisa mengatasinya.

Dalam sebuah lokakarya beberapa waktu lalu, Soifer membantu beberapa orang secara bertahap menjadi peka akan paruresis yang mereka derita. Latihan sederhana, misalnya penderita berlatih buang air kecil di kamar mandi hotel, sementara seorang teman diminta berdiri di lorong dan bersiap memasuki kamar hotel yang sama.

Perlahan teman tadi semakin mendekat ke pintu kamar mandi, sampai cukup dekat dan mendengar penderita paruresis yang sedang berada di dalam telah sukses buang air kecil. Setelah berhasil menyelesaikan fase itu, barulah orang yang di luar pintu kamar mandi langsung masuk ke dalam.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement