REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Daging merah merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker usus besar. Alasannya, daging merah merupakan maknaan yang bisa bertahan lama di usus besar. Padahal kotoran yang bertahan lama di usus besar dapat meningkatkan risiko kanker usus besar.
Meski begitu, daging merah bukan berarti tidak boleh dikonsumsi sama sekali. Daging merah boleh dikonsumsi dengan memperhatikan beberapa hal agar tidak meningkatkan risiko kanker usus besar.
"Boleh, silahkan makan (daging merah)," terang Dekan Fakultas Kedokteran UI (FKUI) Prof Dr dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH MMB FINASIM FACP di FKUI Salemba, Kamis (6/12).
Salah satu hal yang perlu dilakukan ketika mengonsumsi daging merah adalah jumlahnya. Ari mengatakan daging merah sebaiknya tidak dikonsumsi secara berlebihan.
Ari juga menyarankan agar proses mengunyah diperhatikan dengan baik, khususnya ketika mengonsumsi daging merah. Saat mengonsumsi daging merah, sebaiknya luangkan waktu lebih banyak ketika sedang mengunyah sehingga memberi kesempatan usus untuk mencerna lebih baik.
"Jadi makan daging jangan langsung ditelan-telan saja," canda Ari.
Hal terpenting lain yang perlu diperhatikan ketika mengonsumsi daging merah adalah sayur dan buah. Ari menyarankan agar konsumsi daging merah juga diiringi dengan konsumsi sayur dan buah. Sayur dan buah dapat membantu proses pencernaan daging merah menjadi lebih baik. Selain itu, sayur dan buah juga dapat memperlancar BAB sehingga kotoran tidak terlalu lama berkontak dengan usus besar.
Ari pun mengingatkan bahwa faktor utama dari kanker usus besar adalah banyak mengonsumsi daging merah dan daging olahan serta kurang mengonsumsi sayur dan buah. "Jadi tidak apa-apa sedikit (konsumsi daging merah), yang penting sayur dimakan, buah dimakan," jelas Ari.