Senin 10 Dec 2018 09:31 WIB

Makan Buah dan Sayur Bantu Pria Turunkan Masalah Kognitif

Asupan buah dan sayur terbukti bermanfaat secara jangka panjang bagi kesehatan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Indira Rezkisari
Jus buah
Foto: Max Pixel
Jus buah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pria paruh baya yang makan banyak buah dan sayuran mungkin menurunkan kemungkinan masalah kognitif selama bertahun-tahun. Hasil itu didapatkan dari penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat.

Peneliti melibatkan hampir 28 ribu pria selama dua dekade. Penelitian dimulai ketika mereka berusia rata-rata 51 tahun.

Baca Juga

Setiap empat tahun, peserta menjawab kuesioner tentang konsumsi buah-buahan, sayuran, dan makanan lainnya. Peneliti juga mengambil tes kemampuan berpikir dan ingatan ketika mereka berusia rata-rata 73 tahun.

Berdasarkan hasil tes tersebut, peneliti menemukan pada saat mereka berada di usia 70-an, pria yang secara teratur makan paling banyak sayuran selama dekade sebelumnya sebanyak 17 persen lebih kecil untuk memiliki masalah kognitif sedang. Kemudian, mereka pun 34 persen lebih kecil untuk memiliki defisit kognitif yang lebih luas daripada pria yang dietnya mengandung paling sedikit buah dan sayur.

Konsumsi buah, secara keseluruhan, tampaknya tidak mempengaruhi risiko masalah kognitif moderat. Namun, pria yang minum lebih banyak jus jeruk 47 persen lebih kecil kemungkinannya memiliki defisit kognitif yang luas daripada pria yang minum paling sedikit.

"Asupan sayuran jangka panjang (misalnya, sayuran berdaun hijau, oranye gelap dan merah), buah (misalnya buah berry) dan jus buah (seperti Jus jeruk) mungkin bermanfaat bagi fungsi kognitif subyektif pada kehidupan yang terlambat di antara pria Amerika Serikat, ujar pemimpin penulis studi dari TH Harvard Chan School of Public Health di Boston Changzheng Yuan, dikutip dari Channel News Asia, Senin (10/12).

Studi yang dirilis jurnal Neurology menjelaskan, konsumsi jus buah secara rutin memberikan peran protektif. Manfaat ini akan sangat terlihat bagi pria-pria berusia lanjut.

"Karena jus buah biasanya mengandung banyak kalori dari gula buah yang dipekatkan, umumnya lebih baik untuk mengonsumsi tidak lebih dari segelas kecil (empat hingga enam ons) per hari," kata Yuan.

Untuk menilai dampak dari kebiasaan makan di usia pertengahan pada fungsi kognitif di kemudian hari, peneliti memberikan kuesioner yang dirancang untuk mengukur kemampuan memori dan penalaran. Di antara pertanyaan-pertanyaan diberikan seperti, mereka bertanya apakah laki-laki mengalami kesulitan mengingat hal-hal seperti kejadian baru-baru ini atau barang-barang di daftar belanja, apakah mereka kesulitan mengikuti instruksi atau melacak plot di acara televisi, dan apakah mereka tersesat di jalanan yang dikenalnya.

Dalam tes ini, 55 persen peserta memiliki kemampuan berpikir dan ingatan yang baik. Sedangkan 38 persen memiliki keterampilan sedang, dan 7 persen memiliki kemampuan berpikir serta ingatan yang buruk.

Peneliti memilah peserta menjadi lima kelompok berdasarkan konsumsi buah dan sayuran. Kelompok dengan konsumsi sayuran tertinggi makan sekitar enam porsi per hari, dibandingkan dengan sekitar dua porsi untuk kelompok dengan asupan terendah. Untuk buah-buahan, kelompok atas makan sekitar tiga porsi per hari, dibandingkan dengan setengah porsi di kelompok bawah.

Satu porsi buah dianggap satu cangkir buah atau setengah cangkir jus buah. Satu porsi sayuran dianggap sebagai satu cangkir sayuran mentah atau dua cangkir sayuran hijau.

Secara keseluruhan, 6,6 persen pria yang mengonsumsi paling banyak sayuran mengembangkan fungsi kognitif yang buruk, dibandingkan dengan 7,9 persen pria yang makan paling sedikit. Kemudian, 6,9 persen pria yang minum jus jeruk setiap hari mengembangkan fungsi kognitif yang buruk, dibandingkan dengan 8,4 persen pria yang minum jus jeruk kurang dari sekali sebulan.

Penelitian ini tidak dirancang untuk membuktikan apakah atau bagaimana konsumsi buah atau sayuran secara langsung berdampak kehilangan memori. Peneliti juga tidak memiliki data tentang daya ingat dan kemampuan berpikir peserta sebelum tes dan tidak dapat menilai bagaimana diet mungkin telah mempengaruhi perubahan dari waktu ke waktu.

"Buah-buahan dan sayuran kaya akan vitamin dan nutrisi, termasuk antioksidan, yang dapat membantu melindungi otak dari stres oksidatif dan mempertahankan fungsi vaskular yang sehat yang penting untuk kesehatan kognitif," kata peneliti dari University of Miami Miller School of Medicine Hannah Gardener.

"Konsumsi buah dan sayuran dapat menjadi bagian dari teka-teki untuk menjaga kesehatan kognitif dan harus dilihat bersama dengan perilaku lain yang diyakini mendukung kesehatan kognitif, seperti kepatuhan secara keseluruhan untuk diet Mediterania, aktivitas fisik, tidur yang sehat, kepatuhan minum obat, tidak merokok, stimulasi mental dan pendidikan," ujar  Gardener yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement