REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD) merupakan gejala yang bisa terjadi pada anak. Gangguan ini ditandai dengan perilaku impulsif, hiperaktif, dan kurangnya perhatian.
Sebuah penelitian menunjukkan, anak kelahiran Agustus cenderung lebih banyak mengalami ADHD daripada anak-anak yang lahir pada September, misalnya. Saat pendaftaran sekolah, sebuah penelitian membandingkan anak-anak di negara bagian dengan kelahiran per 1 September dengan anak yang berulang tahun pada Agustus.
Anak-anak yang berusia lima tahun sebelum memulai taman kanak-kanak jauh lebih mungkin didiagnosis dengan ADHD daripada teman sekelas yang lebih tua dari mereka. Temuan tersebut mengkhawatirkan gangguan perkembangan saraf yang umum dapat mengalami overdiagnosis.
"Kami pikir, itu adalah usia relatif dari anak-anak yang lahir di bulan Agustus di kelas tertentu yang meningkatkan kemungkinan bahwa mereka didiagnosis mengalami ADHD," kata Anupam Jena, seorang dokter dan ekonom di Harvard Medical School.
Jena dan rekan-rekannya menganalisis data klaim asuransi untuk lebih dari 407 ribu anak yang lahir dari 2007 hingga 2009 di negara bagian yang mengharuskan anak-anak berusia lima tahun pada 1 September untuk memulai taman kanak-kanak.
Hasilnya, 34 persen anak yang lahir Agustus lebih mungkin didiagnosis ADHD daripada mereka yang lahir hampir setahun sebelumnya pada September, tepat setelah tanggal cut-off (1 September). Untuk anak-anak Agustus, 85,1 per 10 ribu anak-anak didiagnosis dengan ADHD dibandingkan dengan 63,6 per 10 ribu untuk anak-anak September.
Angka itu dilaporkan para peneliti dalam New England Journal of Medicine pada 29 November. Orang dengan ADHD biasanya memiliki gejala kurangnya perhatian, hiperaktif, dan impulsif yang cukup berat.
Pada 2011 sebanyak 11 persen anak-anak AS berusia empat hingga 17 tahun dilaporkan memiliki diagnosis ADHD, angka yang lebih tinggi daripada kebanyakan negara lain. Perbedaan antara negara-negara juga menunjukkan overdiagnosis, kecuali ada sesuatu yang sangat berbeda tentang anak-anak di berbagai negara bagian.
"Sebagai contoh, hampir 19 persen anak usia empat sampai 17 tahun dilaporkan didiagnosis di Kentucky. Angka itu sekitar 12 persen di negara tetangga Virginia Barat," kata Jena.
Kondisi ADHD dapat menyebabkan pencapaian akademik yang lebih rendah, keterampilan sosial yang buruk, dan penyalahgunaan zat. Stephen Hinshaw, seorang psikolog klinis dan perkembangan di University of California, Berkeley, yang tidak terlibat dengan penelitian ini mengatakan, ada banyak masalah pada masa kanak-kanak, dari kecemasan sampai berurusan dengan ruang kelas yang penuh sesak. Faktor itu dapat juga dapat menyebabkan ADHD.
"Kami tidak ingin bereaksi berlebihan terhadap kurangnya perhatian, kurangnya fokus, perilaku impulsif, dan terlalu banyak aktivitas. Kita juga perlu memahami keterampilan lain yang anak miliki,” tuturnya.