REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pepatah lama mengatakan sarapan adalah makanan yang paling penting dalam sehari. Tapi dengan diet puasa intermiten yang saat ini sedang populer, apakah benar-benar penting untuk sarapan atau melewatkannya demi menurunkan berat badan?
Puasa intermiten adalah istilah yang digunakan untuk pola makan yang berputar antara periode puasa dan non-berpuasa. Selama periode berpuasa, Anda sangat membatasi asupan kalori atau tidak mengonsumsi makanan sama sekali. Penekanannya adalah kapan makanan dimakan. Ada beberapa variasi untuk jenis diet ini.
Ahli diet pada aplikasi kesehatan global Lifesum Kajsa Ernestam memisahkan fakta dari fiksi soal melewatkan sarapan. Umumnya, tidak ada manfaat untuk tidak sarapan atau makan sepanjang hari.
Pastikan Anda memiliki asupan makanan seimbang ketika makan. Dengan menjaga asupan makanan seimbang dan makan sepanjang hari, Anda memberikan tubuh bahan bakar yang dibutuhkan untuk membuatnya tetap bekerja sampai malam. Hasilnya, Anda akan memiliki energi yang cukup.
Dengan makan secara konsisten, maka Anda mengikuti kadar gula darah. Sistem usus juga perlu beristirahat, jadi disarankan Anda konsumsi tiga makanan utama dan memiliki dua sampai tiga makanan ringan per hari.
Jika Anda lebih suka bangun lebih awal dan berolahraga di pagi hari dan tidak punya waktu untuk makan sebelumnya, itu sangat individual jika Anda merasa dapat berolahraga dengan perut kosong atau tidak. Mungkin baik untuk makan sesuatu yang kecil sebelum latihan, tergantung pada jenis aktivitas dan intensitas untuk menambah energi sebelum latihan dan untuk menghindari memecah massa tubuh atau otot.
Dilansir di laman Net Doctor, Kamis (13/12), berikut ini risiko kesehatan akibat melewatkan sarapan.
Kadar gula darah
Setelah tidur semalaman, Anda perlu sarapan untuk menaikkan kadar gula darah dan energi, terlepas Anda mengidap diabetes atau tidak. Makan di pagi hari penting karena Anda telah berpuasa sepanjang malam saat tidur.
Diabetes
Untuk makan sarapan kaya serat, mengandung lemak sehat dan sumber protein tanpa lemak, membantu untuk menghindari kadar gula darah dan puncak setelah makan, terkait dengan sekresi insulin.
Asupan serat yang tinggi juga dapat mencegah penyakit seperti diabetes tipe 2. Scientific Advisory Committee on Nutrition (SACN) melihat peran serat dan rekomendasi (2015) untuk orang dewasa di atas 16 tahun harus memiliki 30g per hari.
Membantu ingatan
Sejumlah penelitian yang dilakukan dengan anak-anak, remaja, dan orang dewasa menemukan sarapan yang sehat membantu meningkatkan ingatan jangka pendek dan fungsi kognitif. Memilih melewatkan sarapan di pagi hari akan membuat lebih sulit mengingat informasi dan akan mencegah Anda berkonsentrasi.
Sarapan dan manajemen berat badan
Banyak orang percaya melewatkan sarapan akan membantu mereka memotong beberapa kalori dan dengan demikian menurunkan berat badan. Namun, sarapan yang hilang sebenarnya dapat memiliki efek sebaliknya. Idealnya, untuk menjaga agar metabolisme berfungsi dengan baik, Anda harus mengonsumsi makanan bergizi setiap empat jam, itulah sebabnya mengapa sangat penting untuk makan setelah 'berpuasa' sepanjang malam.