REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak mitos yang beredar mengatakan bahwa kita bisa menentukan apakah akan memiliki bayi perempuan atau laki-laki dari makanan yang dikonsumsi selama proses persiapan kehamilan. Faktanya, hal tersebut sampai saat ini masih menjadi perdebatan.
Dokter spesialis kebidanan dan kandungan Boy Abidin mengungkapkan bahwa penentuan bayi laki-laki atau perempuan sepenuhnya menjadi kuasa Tuhan. Hanya saja, secara teori berdasarkan studi ilmiah hal tersebut bisa diusahakan.
Boy mengakui, teori tersebut sebenarnya masih jadi perdebatan. Secara teori, yang menentukan jenis kelamin bayi memang sperma dari suami yang terdiri dari kromosom X dan Y.
"Kalau sperma pembawa kromosom X yang bertemu dengan sel telur maka jadinya anak perempuan dan kalau yang Y ketemu sel telur maka jadinya anak laki-laki," jelas Boy dalam peluncuran "Femometer Sensitif Ovutest Digital" di Jakarta, Selasa.
Menurut Boy, jika ingin mendapatkan anak perempuan, suami-istri harus melakukan hubungan intim di luar masa subur. Sebaliknya, untuk mengusahakan keturunan berjenis kelaminlaki-laki, hubungan seks dilakukan saat masa subur.
"Setelah masa subur, Y-nya (laki-laki) sudah mati maka yang akan lebih dominan yang X (perempuan)," ungkapnya.
Selain itu, untuk mendapatkan anak laki-laki, kondisi area vagina sang istri harus memiliki tingkat asam (pH) yang tinggi. Hal ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan banyak makan daging.
"Kalau mau anak laki, vagina harus asam," kata Boy.