REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Studi mengungkapkan perempuan cenderung hidup lebih lama daripada laki-laki. Hal ini terjadi karena secara genetik kebanyakan wanita memiliki dua kromosom X dan kebanyakan pria memiliki satu kromosom X dan satu Y.
Kromosom X mengandung ratusan protein untuk gen. Sedangkan kromosom Y, meskipun lebih lebih lemah dalam materi genetik, membawa gen yang menentukan sifat laki-laki, seperti pengembangan testis. Gen ini disebut SRY.
"Kami sudah lama bertanya-tanya apa yang menyebabkan perempuan berumur panjang," kata profesor neurologi di University of California, San Francisco (UCSF), Dena Dubal, dikutip dari Medical News Today, Kamis (20/12).
Hasil tersebut merupakan studi baru yang dilakukan peneliti dari UCSF. Temuan tersebut dipublikasi dalam jurnal Aging Cell dan tersedia untuk dibaca secara online.
Dalam penelitian itu, pasangan kromosom XX terdiri dari materi genetik yang dapat memperpanjang umur. Hanya saja, itu berlaku terhadap hormon wanita yang sesuai, yang disekresikan oleh ovarium.
"Alam telah mendorong perempuan berevolusi dengan cara ini. Ketika Anda hidup lebih lama, Anda benar-benar dapat memastikan kesejahteraan keturunan Anda," kata penulis senior penelitian tersebut.
Studi baru ini menggunakan tikus untuk mencoba memahami apa yang mungkin memberi perempuan keuntungan hidup lebih lama. Peneliti memantau tikus rekayasa genetika sehingga mereka akan menjadi salah satu dari empat kategori.
Beberapa tikus memiliki kromosom XX dan ovarium yang dikembangkan. Beberapa memiliki kromosom XY dan testis yang dikembangkan yang biasanya terjadi di alam. Tikus yang tersisa memiliki kromosom XX dan testis atau kromosom XY dan ovarium.
Dubal dan tim dapat mencapai ini dengan memindahkan gen SRY dari kromosom Y ke kromosom lain yang tidak menentukan jenis kelamin. Ini berarti tikus akan dapat mewarisinya apakah mereka mewarisi kromosom Y atau tidak.
Peneliti menemukan, semua tikus dengan pasangan kromosom XX cenderung bertahan lebih lama daripada mereka dengan kromosom XY. Hal itu terlepas dari apakah mereka memiliki indung telur atau testis.
Tapi, ketika untuk menikmati jangka hidup yang benar-benar berkepanjangan, hanya tikus yang memiliki kromosom XX dan ovarium mengalami kehidupan yang diperpanjang. Ini menyiratkan baik susunan genetik dan profil hormonal memainkan peran penting dalam memastikan umur panjang.
"Ini menunjukkan hormon yang dihasilkan kelenjar kelamin betina meningkatkan rentang hidup pada tikus dengan dua kromosom X, baik dengan mempengaruhi bagaimana tikus berkembang maupun dengan mengaktifkan jalur biologis tertentu selama hidup mereka," kata Dubal.
Berbeda dengan karakteristik dari dua kelompok tikus betina, yang memiliki pasangan kromosom identik, namun dengan kalenjar kelamin berbeda, para peneliti menyadari tikus XX yang telah tumbuh ovarium hidup lebih lama daripada dengan testis. Mereka mengukur ini selama 21 bulan atau umur rata-rata tikus hidup.
"Untuk memperpanjang masa hidup, tikus perlu memiliki ovarium yang bekerja dengan XX," kata rekan penulis studi Iryna Lobach.
Tapi, Lobach menjelaskan,dalam hal menjalani hidup normal, tidak masalah jika mereka memiliki indung telur atau testis. Selama mereka memiliki XX, tikus bisa bertahan dari masa penuaan.
Dengan studi ini, ada beberapa informasi yang menarik. Sebagai contoh, pada individu wanita, satu kromosom X di setiap sel secara acak dinonaktifkan. Kalau kromosom X aktif menjadi rusak, X yang tidak aktif dapat masuk dan mengambil alih. Sementara peneliti perlu menyelidiki jalur penyelidikan ini dan yang lainnya lebih dekat, individu dengan dua kromosom X tampaknya menjadi pemenang lotere genetik.