REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- DKI Jakarta menjadi percontohan edukasi Gerakan Ayo Minum Air (AMIR) tahun 2018. Sebagai awalan, telah dilakukan Training of Trainers (ToT) Program Edukasi Nasional 'Air Bagi Kesehatan'.
Kampanye ini sebagai bentuk kontribusi dalam mendukung program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) yang dicanangkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. ToT ini di ikuti oleh 202 SDN di Jakarta Pusat, Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu.
Selanjutnya, ToT juga akan di laksanakan di wilayah DKI Jakarta lainnya yaitu di Jakarta Barat, Jakarta Selatan dan Jakarta Timur dengan total SDN yang mengikuti ToT adalah 1000 SDN se DKI Jakarta. Program ini direncanakan juga akan berkembang ke empat provinsi lain di Indonesia yaitu Sulawesi Selatan, Lampung, D.I. Yogyakarta dan Bali di tahun 2019.
Tiga Terapi Hindari Makan Emosional
Gerakan AMIR bertujuan untuk mendukung program pemerintah dalam kampanye dan edukasi kesehatan tubuh khususnya pemenuhan asupan air dalam tubuh, meningkatkan pengetahuan dan kesadaran akan pentingnya air bagi kesehatan tubuh, serta mendorong terwujudnya kebiasaan minum air sejak dini melalui institusi pendidikan. Untuk merealisasikan visi tersebut maka dibutuhkan TOT bagi guru Sekolah Dasar yang akan berperan sebagai Agent of Change di masing-masing sekolah.
Ketua Indonesian Hydration Working Group (IHWG) FKUI Budi Wiweko yang juga merupakan inisiator Gerakan AMIR mengatakan dengan membangun dan memberikan kesadaran akan pentingnya hidup sehat sejak dini akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di masa depan.
“Edukasi hidrasi sehat sejak masa anak-anak diyakini akan menurunkan populasi low drinkers (orang yang meminum air kurang dari 1.2 liter/hari) yang saat ini berjumlah 21 juta orang di Indonesia. Chronic low drinkers akan meningkatkan copeptin yang merupakan pemicu terjadinya inflamasi kronik sebagai resiko sindrom metabolik," kata Budi.
Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Kuntjoro Adi Purjanto mengatakan saat ini negara telah mengeluarkan banyak anggaran untuk pengobatan penyakit tidak menular, seperti penyakit gagal ginjal yang menempati urutan kedua pembiayaan BPJS. Penyakit ini salah satunya disebabkan oleh kurangnya asupan air.
"Ini bisa dicegah dengan minum air sesuai kebutuhan, untuk itu minum air harus di biasakan sejak dini. Perlu ada kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak seperti instansi kesehatan dan pendidikan agar pembiasaan ini bisa di terapkan di sekolah dasar,” kata Kuntjoro.
Sementara itu, Vice President General Secretary Danone Indonesia Vera Galuh Sugijanto mengatakan dukungan yang dilakukan ini merupakan wujud Public Private Partnership untuk mewujudkan generasi masa depan yang lebih sehat. “Inisiatif ini merupakan bentuk perwujudan misi Danone-AQUA untuk menginspirasi masyarakat Indonesia akan hidrasi sehat. Visi besar tersebut dapat tercapai jika seluruh pemangku kepentingan dapat berkolaborasi, salah satunya dengan melakukan edukasi pentingnya hidup sehat sejak dini,” kata Vera.