REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni) menyatakan, kini orang yang kurus bisa menderita penyakit diabetes melitus (DM) utamanya tipe 2. Ketua Perkeni Fatimah Eliana mengatakan, orang yang obesitas maupun orang yang kurus yang terkena diabetes melitus utamanya tipe 2.
"Jadi diabetes bisa terjadi pada siapapun," katanya saat Peresmian Kerjasama Studi Formatif Dalam ProgramEarly Action in Diabetes (EAiD) antara AstraZeneca Indonesia dan CHEPS UI, di Jakarta, Kamis (20/12).
Ia menyebutkan penyebab diabetes tipe 2 adalah multi faktor. Pertama faktor genetik seperti keluarganya ada yang menderita diabetes. Ia menyebut kalau salah satu orang tua menderita diabetes maka dia memiliki peluang terkena penyakit seumur hidup itu hingga 50 persen.
Sementara kalau kedua ortunya menderita penyakit ini maka risiko menderita diabetes meningkat hingga 90 persen. Sedangkan kalau orang tuanya tidak terkena diabetes maka ia memiliki faktor risiko sekitar 30 persen. Selain itu, kata dia melanjutkan, faktor kedua adalah lingkungan mulai dari pola hidup yang tidak sehat hingga cara makan yang salah.
"Tetapi 80 persen diabetes tipe 2 berasal dari eksternal," ujarnya.
Karena itu, ia meminta masyarakat berupaya meminimalisasi terkena diabetes termasuk membatasi konsumsi gula maksimal 25 gram per hari atau setara empat sendok makan.
"Empat sendok makan gula bukan hanya ketika membuat teh manis, melainkan juga termasuk konsumsi kue, hingga kuah sayur (yang ada kandungan gula)," katanya.
Sementara itu, Ketua Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia) Agung Pranoto menambahkan, edukasi mengenai penyakit, tindakan preventif serta dampak komplikasi penyakit diabetes merupakan hal yang sangat penting bagi pasien dan keluarga pasien dalam upaya penanggulangan penyakit diabetes melitus di Indonesia.
"Karena umumnya, tingkat kesadaran masyarakat mengenai penyakit diabetes memang masih sangat rendah," ujarnya.
Padahal, kata dia menambahkan, diabetes melitus merupakan penyakit kronis dan dibutuhkan peranan dari berbagai pihak baik itu dokter, perawat, keluarga pasien bahkan pasien itu sendiri.