REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), menyebutkan trompet yang banyak dijual menjelang Tahun Baru bisa menyebarkan virus penyakit. Pasalnya terompet itu sudah digunakan dan dicoba oleh banyak orang.
"Perpindahan penyakit melalui trompet yang biasa digunakan untuk menyambut malam pergantian tahun sangat berbahaya sehingga harus diwaspadai," kata Kepala Dinkes Kota Mataram, Usman Hadi di Mataram, Kamis (27/12).
Ia menambahkan, trompet rentan menjadi penyebaran virus berbahaya karena menggunakan mulut untuk meniupnya. Sementara mulut manusia itu tidak memiliki lapisan kulit pelindung yang dapat menangkal apa pun masuk ke dalamnya termasuk virus, bakteri dan sejumlah penyakit yang berbahaya.
Baca juga, Omzet Pedagang Trompet yang tak Lagi Nyaring.
Virus penyakit yang bisa menular dengan cepat melalui trompet antara lain, adalah penyakit infeksi saluran pernapasan (Ispa), influenza dan yang paling parah ialah penyakit TBC. "Virus penyakit tersebut disebabkan trompet tidak ditiup oleh satu orang, tetapi satu trompet pastinya sudah ditiup banyak orang," tambahnya.
Hal itu dapat dilihat dari mulai proses pembuatannya, trompet pastinya coba dulu oleh pembuat untuk memastikan apakah trompet bisa mengeluarkan suara dengan sempurna atau tidak.
Belum lagi dalam proses penjualannya, beberapa pembeli pastinya mencoba trompet sebelum menentukan dan membayar terompet pilihan yang dianggap memiliki suara lebih baik. "Dengan kondisi itu, perpindahan penyakit atau virus yang menempel pada trompet sangat besar kemungkinannya," lanjutnya.
Terkait dengan itu, Usman menyarankan kepada masyarakat agar terhindari dari penularan penyakit dan virus berbahaya dari trompet, masyarakat lebih baik menggunakan trompet dengan model dipencet.
"Harganya memang sedikit lebih mahal, tetap aman dari penyakit sebab untuk membunyikan trompet tersebut tidak menggunakan kontak mulut atau dengan ditiup melainkan cukup dipencet saja," ujarnya.