Kamis 27 Dec 2018 15:43 WIB

Mengatasi Masalah BAB Ketika Liburan

Usus bisa terkena dampak stres perjalanan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Indira Rezkisari
Wisatawan asing berfoto dengan warga setempat di kawasan objek wisata pemandangan pedesaan dengan sawah berundak (terasering) di Ceking, Tegalalang, Gianyar, Bali. Jaga kesehatan selama liburan sangat penting.
Foto: Antara
Wisatawan asing berfoto dengan warga setempat di kawasan objek wisata pemandangan pedesaan dengan sawah berundak (terasering) di Ceking, Tegalalang, Gianyar, Bali. Jaga kesehatan selama liburan sangat penting.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Waktu liburan telah tiba, maka perjalanan akhir tahun telah menanti. Menyiapkan segala keperluan, bukan hanya barang-barang pelengkap perjalanan saja, pikirkan pula masalah kesehatan yang sering mampir saat berlibur, yaitu sembelit.

Beberapa orang ketika melakukan perjalanan sering kali bertemu dengan masalah dalam buang air besar. Bahkan, ketika orang tersebut mengonsumsi makanan dengan baik dan mengandung serat yang cukup.

Baca Juga

Terkadang usus tidak ingin rileks dan bersantai meski tubuh sedang berlibur. Bakteri yang ada di tubuh dapat membuat masalah sembelit yang sangat memungkinkan menghancurkan waktu yang akan dihabiskan.

Saat tidak buang air besar lebih dari 2-3 hari, ini menjadi pertanda masalah pada saluran pencernaan. Kondisi ini dikenal sebagai konstipasi perjalanan atau konstipasi yang disebabkan oleh liburan (VIC).

Masalah tersebut sangat sering dihadapi banyak orang, namun sangat jarang untuk membahas atau mengetahuinya. Ini kebalikan dari diare liburan yang umum diketahui atau masalah lambung ketika makanan luar tidak cocok untuk tubuh.

Ketika seseorang berpergian, ada saat-saat tidak bisa BAB dan ini dapat menyebabkan masalah kesehatan. Usus, yang terkait dengan sistem saraf, bisa terkena dampak stres perjalanan.

Kalau khawatir tentang rencana perjalanan dan liburan, keteraturan pergerakan usus juga bisa terpengaruh. Atau, saat makan di luar, bakteri usus mungkin menjadi sensitif terhadapnya dan membuat masalah dalam pencernaan.

Hal yang terburuk, tubuh  terbiasa memiliki waktu preferensi tertentu untuk membersihkan usus ketika di rumah setiap hari namun ini terlupakan. Sebab itu, saat berpergian sering kali menghadapi masalah BAB walaupun berusaha keras di toilet.

Sembelit yang terlalu dini dapat juga disebabkan oleh kecemasan BAB. Contoh saja, saat perlu menghadapi masalah berbagi kamar mandi umum yang telah atau akan digunakan oleh banyak orang asing dalam melakukan perjalanan.

Kemudian, apa solusi untuk itu semua? Minum lebih banyak air. Mempertahankan hidrasi yang tepat terutama ketika sedang berlibur adalah sesuatu yang tidak boleh terabaikan. Air membantu menjaga rutinitas tubuh tetap terkendali dan mencegah banyak masalah.

Ketika berada di pesawat atau kereta api, penting untuk berjalan-jalan dan bergerak. Duduk di satu tempat atau posisi terlalu lama juga sangat buruk bagi usus. Lakukan peregangan dan lakukan beberapa latihan sederhana singkat untuk membuat tubuh bergerak.

Bahkan saat tidak dapat mempertahankan pola makan sehat, pastikan tidak menambah asupan kafein atau teh. Sertakan banyak makanan pembantu pencernaan seperti yoghurt dan makanan berserat lainnya yang paling memungkinkan.

Sebisa mungkin, cobalah untuk tetap pada rutinitas yang biasanya untuk BAB dan buang air kecil. Cara itu juga mengatur jam tubuh dan menjaga kebiasaan tetap berjalan terus, meski sedang berlibur dan ada di tempat yang berbeda.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement