Senin 14 Jan 2019 16:37 WIB

Berapa Jumlah Serat yang Harus Dimakan?

Konsumsi makanan kaya serat terkait dengan risiko penyakit jantung lebih rendah.

Rep: MGROL116/ Red: Ani Nursalikah
Makanan yang dikonsumsi harus bervariasi jenisnya agar tercukupi kebutuhan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, serat dan cairan yang dibutuhkan oleh tubuh.
Foto: pixabay
Makanan yang dikonsumsi harus bervariasi jenisnya agar tercukupi kebutuhan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, serat dan cairan yang dibutuhkan oleh tubuh.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para peneliti dan organisasi kesehatan masyarakat telah lama memuji manfaat serat, tetapi berapa banyak serat yang harus kita konsumsi? Seperti yang dikutip di Medical News Today, pertanyaan ini telah mendorong Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk melakukan studi baru.

Hasilnya dimuat dalam jurnal The Lancet. Penelitian baru ini bertujuan membantu mengembangkan pedoman baru untuk konsumsi serat makanan, serta mengungkapkan karbohidrat mana yang paling melindungi diri dari penyakit tidak menular dan dapat mencegah kenaikan berat badan.

Penyakit tidak menular juga disebut penyakit kronis. Mereka biasanya bertahan untuk waktu yang lama dan berkembang perlahan. Menurut WHO, ada empat jenis utama penyakit tidak menular, yaitu penyakit kardiovaskular, kanker, penyakit pernapasan kronis, dan diabetes.

Jim Mann dari University of Otago di Selandia Baru adalah penulis penelitian yang sesuai. Sedangkan Andrew Reynolds di Sekolah Kedokteran Dunedin, Otago, adalah penulis pertama makalah ini.

Mann menjelaskan motivasi untuk penelitian ini dengan mengatakan, ulasan sebelumnya dan meta-analisis biasanya memeriksa satu indikator kualitas karbohidrat dan sejumlah penyakit sehingga tidak mungkin untuk menentukan makanan mana yang direkomendasikan untuk melindungi dari berbagai kondisi.

Untuk mengetahuinya, para peneliti melakukan meta-analisis studi observasional dan uji klinis. Asupan harian 25–29 gram serat sangat ideal. Reynolds dan rekannya memeriksa data yang termasuk dalam 185 penelitian observasional berjumlah 135 juta orang per tahun dan 58 uji klinis yang merekrut lebih dari 4.600 orang. Studi yang dianalisis berlangsung selama hampir 40 tahun.

Para ilmuwan menyelidiki kejadian penyakit kronis tertentu, serta tingkat kematian dini akibat penyakit tersebut. Kondisi-kondisi ini adalah penyakit jantung koroner, penyakit kardiovaskular, stroke, diabetes tipe 2, kanker usus besar, dan berbagai kanker yang berhubungan dengan obesitas, seperti kanker payudara, kanker endometrium, kanker kerongkongan, dan kanker prostat.

Secara keseluruhan, penelitian menemukan orang yang mengonsumsi serat paling banyak dalam makanan mereka 15-30 persen lebih kecil kemungkinannya meninggal sebelum waktunya karena sebab apa pun atau kondisi kardiovaskular, dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi serat paling sedikit.

Mengonsumsi makanan yang kaya serat berkaitan dengan risiko penyakit jantung koroner 16-24 persen lebih rendah, stroke, diabetes tipe 2, dan kanker usus besar. Makanan kaya serat termasuk biji-bijian, sayuran, buah, dan kacang-kacangan, seperti kacang polong, kacang, lentil, dan buncis.

Analisis juga mengungkapkan jumlah serat yang harus dikonsumsi orang setiap hari untuk mendapatkan manfaat kesehatan ini adalah 25-29 gram. Sebagai perbandingan, orang dewasa di Amerika Serikat rata-rata mengonsumsi 15 gram serat setiap hari.

Para penulis juga menyarankan mengonsumsi lebih dari 29 gram serat per hari dapat menghasilkan lebih banyak manfaat kesehatan. Namun, mereka memperingatkan, sementara penelitian itu sendiri tidak menemukan efek kesehatan yang merugikan dari mengkonsumsi serat, makan terlalu banyak dapat merusak orang yang kekurangan zat besi atau mineral.

"Mengonsumsi biji-bijian dalam jumlah besar dapat semakin menguras zat besi dari tubuh," kata para peneliti.

Akhirnya, uji klinis yang termasuk dalam penelitian ini juga mengungkapkan mengonsumsi lebih banyak serat berkaitan kuat dengan berat badan yang lebih rendah dan kadar kolesterol yang lebih rendah.

Mengapa serat sangat baik?

"Manfaat kesehatan dari serat didukung oleh lebih dari 100 tahun penelitian tentang kimia, sifat fisik, fisiologi, dan efeknya pada metabolisme," ujar Mann.

Dia juga menjelaskan makanan utuh kaya serat yang membutuhkan mengunyah dan mempertahankan banyak struktur dalam usus dapat meningkatkan rasa kenyang dan membantu mengontrol berat badan serta secara positif dapat mempengaruhi kadar lemak dan glukosa.

Pemecahan serat dalam usus besar oleh bakteri penghuni memiliki efek tambahan yang luas termasuk perlindungan dari kanker kolorektal. "Temuan kami memberikan bukti meyakinkan untuk pedoman nutrisi agar fokus pada peningkatan serat makanan dan penggantian biji-bijian olahan dengan biji-bijian. Ini mengurangi risiko insiden dan kematian dari berbagai penyakit penting," ucap Jim Mann.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement