Rabu 16 Jan 2019 03:07 WIB

Durasi Ideal Bergerak Setiap Hari

Mengganti duduk 30 menit dengan segala jenis gerakan setiap hari membantu kesehatan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolanda
Olahraga ringan di sela kerja
Foto: timeoutdubai.com
Olahraga ringan di sela kerja

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anda tidak perlu keanggotaan gym yang mahal atau latihan maraton untuk menjadi sehat. Sebuah studi baru menyatakan, cukup bangun dan bergerak setidaknya selama setengah jam sehari.

Banyak penelitian telah menemukan terlalu banyak duduk dikaitkan dengan berbagai risiko kesehatan, dari penyakit kardiovaskular hingga penuaan dini. Namun, studi yang diterbitkan dalam American Journal of Epidemiology menemukan, mengganti duduk hanya dengan 30 menit dengan segala jenis gerakan, setiap hari, dapat membantu Anda hidup lebih lama. 

Melakukan aktivitas ringan seperti berjalan berhubungan dengan 17 persen lebih rendah dari kematian dini. Gerakan dengan intensitas yang lebih tinggi memiliki efek yang lebih besar, jumlah yang sama dari olahraga sedang atau kuat berhubungan dengan sekitar 35 persen kematian yang lebih rendah.

"Dulu seluruh gagasan tentang tidak ada rasa sakit, tidak ada keuntungan, olahraga atau aktivitas harus menyakitkan untuk menuai manfaat," kata rekan penulis studi Keith Diaz,.

Asisten profesor kedokteran perilaku di Columbia University Irving Medical Center menyatakan, penelitian terbaru  justru menunjukan, olahraga tidak harus dilakukan berjam-jam pada suatu waktu. Artinya, kegiatan tersebut dapat dilakukan kapan saja, sebab, hanya membutuhkan berjalan dalam periode waktu yang singkat.

Tentu saja, lebih banyak olahraga masih lebih baik. Diaz dan rekan-rekannya menemukan, manfaat umur panjang bertambah ketika aktivitas fisik juga bertambah. Satu jam olahraga memberi manfaat dua kali lebih banyak daripada setengah jam. 

Sedangkan titik maksimal untuk berolahraga berada pada sekitar 3,5 jam pergerakan per hari ."Jika Anda bergerak cukup, ada ambang batas di mana Anda sudah mendapatkan skala, dan risiko kita dari duduk dihilangkan," kata Diaz, dikutip dari Time, Rabu (16/1).

Penelitian ini menggunakan data dari hampir 8.000 orang Amerika sehat yang berusia lebih dari 45 tahun. Mereka memakai pelacak aktivitas fisik selama setidaknya empat hari sebagai bagian dari studi terpisah.

Para peneliti menggunakan data ini untuk menghitung berapa banyak waktu yang dihabiskan orang untuk diam atau aktif dan melacak data kesehatan, serta kematian orang selama lebih dari lima tahun masa tindak lanjut. Mereka kemudian menciptakan simulasi yang mendekati bagaimana menambahkan lebih banyak gerakan dan dengan demikian mengurangi waktu tidak bergerak sehingga dapat mempengaruhi risiko kematian.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement