REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salad termasuk menu segar yang kian populer di kalangan pecinta makanan sehat. Kompisisi yang memadukan sayur, buah dan protein itu juga tidak kalah lezat dari makanan pada umumnya.
Salad bisa menjadi alternatif bagi yang tengah menjalani diet. Menurut Adhi Putra Tawakal, Marketing Manager SaladStop!, sehat tidak selalu identik kurus.
Tapi jika tujuan mengonsumsi salad rutin untuk diet, harus juga diiringi gaya hidup sehat. Pediet bisa menghindari daging dalam salad dan diganti dengan jenis protein hewani lainnya.
Dari salad, menurutnya, pediet tetap bisa mendapat protein dan karbohidrat. Hanya, kandungan lemaknya harus sangat rendah. Apalagi makanan yang tidak digoreng bisa sangat membantu pediet.
"Cuma seberapa besar kesuksesan tergantung gaya hidup, terpasti harus banyak sayur. Terus kalau mau hasil lebih cepat, pilih protein nabati kayak tahu, daripada daging, bisa dengan keju karena kan dari protein hewani juga," kata Adhi di SaladStop! Senayan City, Jakarta.
Selain itu, ada pilihan telur yang mengandung protein hewani. Soal salad bisa mengenyangkan atau tidaknya sekaligus memenuhi angka kecukupan gizi bergantung kapasitas setiap orang. Di SaladStop! Biasanya ditakar rata-rata 300 sampai 400 gram.
Sebab dia mencontohkan ada orang yang benar-benar tidak bisa makan dalam porsi terlalu banyak misalnya. Untuk jumlah makanan, bergantung rasa dan tekstur yang mau diciptakan.
"Kalau kita butuh sesuatu yang simpel bisa pakai romaine, telur, beef bacon, keju, dressing udah cukup simpel. Ada juga misalnya bahan bisa 10 buah, banyak jadi tergantung kita mau ciptakan kombinasi tekstur seperti apa," ujarnya.