REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelukan terdengar sebagai kegiatan yang sangat sederhana. Namun, ternyata kegiatan sederhana itu memiliki manfaat lebih kuat dari yang banyak pikirkan.
Saling berdekapan satu dengan yang lain bahkan di Amerika Serikat memiliki kehormatan untuk diperingati. Setiap tanggal 21 Januari merupakan Hari Pelukan Nasional.
Perayaan ini pun dilakukan di seluruh dunia dengan melakukan upaya sadar untuk merangkul tetangga atau membuat rekor untuk pelukan kelompok terbesar. Hanya saja, manfaat apa yang sebenarnya bisa diberikan pada diri sendiri dari kegiatan tersebut
Berpelukan memberikan efek mulai dari membatasi kecemasan hingga menumbuhkan perasaan aman. Memeluk melepaskan oksitosin di otak, yang merupakan hormon yang juga dikenal sebagai "molekul ikatan" artinya itu dapat meningkatkan perasaan keintiman dan membantu merangsang ikatan sosial antara dua orang.
Oksitosin tingkat tinggi dapat meningkatkan keterikatan romantis, namun kegiatan itu juga dapat mengurangi perasaan kesepian dan terisolasi. Profesor ilmu saraf kognitif Brian Hare mengatakan kepada The Washington Post, memeluk seekor anjing pun dapat memberikan manfaat ini.
"Anjing entah bagaimana telah membajak jalur ikatan oksitosin ini, sehingga hanya dengan melakukan kontak mata, atau bermain-main dan memeluk anjing kita, oksitosin pada kita dan anjing kita naik," kata Hare, dikutip dari The Independent, Selasa (22/1).
Efek yang diberikan dapat mengurangi gejala kecemasan dan depresi. Selain oksitosin, penelitian menunjukkan pelukan pada seseorang melepaskan dopamin di otak, yang dikenal sebagai hormon kesenangan yang sering dikaitkan dengan dorongan perasaan bahagia.
Orang-orang dengan gangguan suasana hati, seperti depresi, biasanya memiliki kadar dopamin yang rendah. Artinya, berpelukan mungkin sedikit membantu memperbaikinya.
Sebuah studi terhadap 404 orang dewasa sehat yang dilakukan pada tahun 2014 oleh para peneliti di Carnegie Mellon University di Pittsburgh menemukan, pelukan yang sering mengurangi kerentanan orang terhadap stres. Hal ini disebabkan peserta merasakan tingkat dukungan sosial yang lebih besar sebagai hasil dari pelukan secara teratur, yang menurut penulis penelitian juga melindungi mereka dari infeksi.