Senin 28 Jan 2019 09:32 WIB

Persiapan Sebelum Menjalani Tes Smear

Rasa malu menjadi alasan utama perempuan menunda atau tidak melakukan tes smear.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi
Foto: Womanitely
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masih banyak wanita menunda melakukan tes smear. Padahal, tes smear salah satu cara efektif mencgah kanker serviks. Faktanya, 75 persen kanker serviks bisa dicegah karena deteksi dini melalui tes smear.

Seperti yang disiarkan di Women’s Health, Senin (28/1) penelitian dari Jo’s Servical Cancer menemukan wanita muda menunda atau tidak melakukan tes ini karena merasa takut (71 persen) dengan 75 persen di antaranya merasa tdak berdaya saat tes. Rasa malu (81 persen) dengan sepertiganya (67 persen) merasa tidak mampu mengendalikan prospek tes tersebut.

Konsultan dan ahli kanker kandungan Tania Adib berbagai pengetahuan soal tes smear ini. Tujuan tes ini adalah mengumpulkan sel-sel sampel dari leher rahim (serviks) dan memantau perubahan awal yang bisa menjadi tanda peringatan kanker.

Tes smear adalah prosedur klinis sehingga bisa dilakukan dokter operasi umum dengan bantuan perawat yang berpengalaman. Anda akan diminta melepas pakaian dalam dan berbaring telentang di tempat tidur dengan posisi lutut sedikit dibuka.

Perawat kemudian akan memasukkan spekulum (semacam tabung plastik) ke dalam organ kewanitaan untuk membantu melihat serviks dengan lebih jelas. Sikat kecil seperti tongkat akan menyapu leher rahim untuk mengumpulkan sel.

Sel ini dikirim ke laboratorium untuk pengujian. Hasilnya akan keluar sekitar dua pekan sejak tes.

Adib mengatakan meski sudah memiliki vaksin HPV, menjalani tes smear tetap penting. Vaksin hanya bekerja melawan dua dari 15 jenis virus.

Lalu bagaimana persiapan untuk seseorang yang baru menjalani tes smear pertama kali? Pertama, gunakan rok atau gaun yang akan membuat tes smear ini semakin mudah dan tidak terlalu terbuka karena akan diminta melepas pakaian dalam.

Perawat harus memberi selembar tisu ketika Anda berbaring. Minta beberapa jika mereka tidak memberikan tisu.

Kedua, tidak sedang menstruasi. Jika sedang menstruasi, Anda tidak akan mendapatkan hasil yang bisa diandalkan. Dibutuhkan sekitar tiga bulan untuk permukaan serviks beregenerasi.

Anda mungkin mengalami satu atau dua hari pendarahan ringan, atau tidak sama sekali setelah tes smear. Keduanya sangat normal.

“Tes smear melibatkan kegiatan menyikat sel leher rahim. Karena ini cukup rapuh dan halus, mereka dapat dengan mudah berdarah,” kata Adib.

Ketiga, beritahu perawat jika terasa sakit. Perawat akan menemukan posisi yang tepat untuk Anda. Beberapa praktik memiliki kursi gynae yang dapat membuat nyaman.

Jika spekulum itu sendiri menyebabkan sakit, Anda bisa meminta spekulum dengan ukuran yang sesuai. Anda dapat meminta tes smear dihentikan jika terlalu tidak nyaman.

Keempat, rileks. Reaksi alami saat melakukan tes smear adalah mengepalkan tangan. Mengangkat bokong dari tempat tidur membuat pengalaman itu lebih tidak nyaman. Rasanya seperti pertama kali menggunakan cangkir menstruasi.

“Ini kontraintuitif tetapi Anda harus rileks dan membiarkan bagian bawah Anda tetap di tempat tidur. Semakin santai akan semakin mudah dan semakin nyaman pemeriksaannya. Fokus pada nafas yang masuk dan keluar dari hidung,” ujar Adib.

Ia mengungkapkan gunakan pelembab selama tiga sampai empat pekan sebelum tes smear jika mengalami menopause atau organ kewanitaan kering. Disarankan juga jangan gunakan apa pun selama tiga hari sebelum tes.

Kelima, mintalah ditangani oleh perawat perempuan apabila tidak nyaman ditangani perawat laki-laki. Sampaikan permintaan Anda saat membuat janji tes smear.

Penting diingat, tes smear bukan tes kanker. Tes smear adalah tes prakanker. "Kami mencoba mengambil abnormalitas kecil di serviks yang bisa diobati sebelum mereka berubah menjadi kanker," kata Adib.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement