Ahad 03 Feb 2019 17:52 WIB

Ternyata Olahraga Berjam-jam Belum Tentu Bikin Tubuh Sehat

Ukuran tepat yang bisa dijadikan patokan saat berolahraga adalah denyut nadi

Warga saat melakukan jogging di Lapangan Monas, Jakarta, Jumat (2/2).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Warga saat melakukan jogging di Lapangan Monas, Jakarta, Jumat (2/2).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Selama ini banyak orang beranggapan semua jenis olah raga menyehatkan tubuh. Padahal ini anggapan yang ternyata salah. 

Banyak juga jenis olah raga yang efeknya justru berbahaya bagi kesehatan atau dilakukan dengan cara yang salah. Hal ini diungkapkan dr Daniel N. Wattimury, akhir pekan ini.

Olah raga yang dilakukan sepekan sekali saat car free day, misalnya. Meskipun jogging, lari atau bersepeda itu dilakukan berjam-jam ternyata hal tersebut tidak baik untuk kesehatan. Bahkan hal tersebut cenderung berbahaya.

Selain itu, tutur dr Daniel olahraga yang dilakukan sepekan sekali pun tidak terlalu berdampak bagi tubuh. "Sebaliknya, jika olah raga terlalu over ( banyak) justru berbahaya, " jelas dr Daniel, dihadapan 60 peserta perempuan yang hadir.

Ia juga mengatakan ada ukuran yang bisa dijadikan patokan saat berolah raga yaitu denyut nadi. Cara mengukurnya adalah, 220 dikurangi usia dikali 60 persen. Itulah jumlah denyut nadi yang paling tepat.

Hasilnya sangat efektif untuk kesehatan. Terlalu sedikit nggak memberi efek, sebaliknya terlalu berlebihan justru membahayakan.

Dokter spesialis olah raga dari rumah sakit MMC Jakarta itu menjelaskan, olah raga yang paling ideal dan dianjurkan adalah jogging atau jalan cepat. Dilakukan setidaknya tiga hingga lima kali sepekan selama 30 menit, dengan kecepatan yang sesuai dengan ukuran denyut nadi tadi.

Jadi yang perlu diingat, bukan banyaknya keringat yang keluar atau kecepatan langkah saat jogging. Olah raga joging dengan endurance sering disebut queen of beauty. “coba aja perhatikan, orang yang sering jogging atau jalan cepat biasanya panjang umur, otot di seluruh tubuhnya kencang dan jarang ada keriputnya. Dengan kata lain, jogging ternyata bagus untuk anti aging. Jadi kalo ingin awet muda, nggak perlu terlalu lama di tempat fitness dengamenggunakan banyak alat olah raga. Nggak perlu juga diet yang berlebihan. Cukup dengan jogging rutin," ucap Dr Daniel.

Nah kalau soal diet, dr Daniel menganalogikannya dengan sebuah mobil yang sebelumnya diisi dengan bahan bakar bensin, lalu diganti dengan pertamax. Dengan tujuan agar mesin bisa awet.

“Tapi jika mobil itu tidak pernah dipakai, lama-lama akan rusak. Nah begitu juga dengan diet. Jika tidak dibarengi dengan olah raga, hasilnya nggak sehat. Hal yang sama juga berlaku untuk vitamin. Apapun vitamin yang kita minum, jika badan nggak bergerak, nggak akan ada manfaatnya”, jelas  dr Daniel.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement