Senin 11 Feb 2019 13:45 WIB

Perlukah Membeli Deodoran Bebas Aluminium?

Deodoran yang mengandung aluminium tidak menyebabkan kanker payudara.

Rep: MGROL116/ Red: Ani Nursalikah
Semprotan deodoran
Foto: ist
Semprotan deodoran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berjalanlah di minimarket atau toko kosmetik dan Anda akan menemukan rak-rak yang dipenuhi deodoran. Banyak dari merek deodoran yang ditawarkan mengiklankan deodoran tersebut bebas aluminium.

Pertanyaannya, apakah semua deodoran yang Anda gosokkan ke ketiak sampai saat ini mengandung aluminium? Apakah itu mengganggu kesehatan?

Disiarkan di Live Science, semua penelitian utama terhadap antiperspiran aluminium sejak awal 2000-an menyatakan alumunium tidak menjadi masalah (kecuali Anda alergi terhadap aluminium). "Klaim antiperspiran yang mengandung aluminium menyebabkan kanker adalah mitos yang telah dibantah di benak para dokter dan ilmuwan," kata dokter kulit Susan Massick di The Ohio State University Wexner Medical Center.

Gagasan yang menyatakan deodoran dengan aluminium dapat dikaitkan dengan kanker berasal dari penelitian seperti ini sejak awal 2000-an. Beberapa peneliti menyatakan aluminium dalam deodoran mungkin menyebabkan kerusakan DNA. Deodoran yang mengandung aluminium mungkin menyebabkan kanker payudara pada wanita. Hal itu disebabkan kanker payudara tampaknya lebih mungkin muncul di dekat ketiak.

Namun, ada banyak hal yang menyebabkan kerusakan DNA pada sel-sel individual dalam cawan petri yang tidak benar-benar menyebabkan kanker pada manusia.

Untuk menyelesaikan masalah ini, para ilmuwan terjun ke dunia antiperspiran. "Hasil mereka benar-benar membantah gagasan wanita yang menggunakan deodoran berbasis aluminium lebih sering terkena kanker payudara daripada mereka yang tidak," kata Massick.
 
Jurnal Critical Reviews in Toxicology pada 2014 dengan hati-hati memeriksa semua penelitian yang ada tentang masalah kesehatan di sekitar aluminium dan tidak menemukan bukti deodoran menimbulkan bahaya khusus bagi kesehatan manusia. Massick menjelaskan, pembuat deodoran memasukkan aluminium ke dalam formula mereka untuk memblokir saluran keringat tetapi tidak menembus lebih dalam ke dalam kulit. Itu membuatnya menjadi antiperspiran yang efektif.
 
"Untuk suatu senyawa yang menyebabkan kanker, suatu mekanisme kemungkinan akan terkait dengan penyerapan ke dalam aliran darah pada konsentrasi yang cukup tinggi untuk menyebabkan keracunan, dan itu tidak mungkin dengan senyawa topikal yang hanya diterapkan pada ketiak," katanya.
 
Dengan kata lain, untuk bahan kimia yang menyebabkan kanker itu harus benar-benar memasuki tubuh dalam dosis tinggi. Setetes kecil aluminium setiap hari ke ketiak tidak cukup menyebabkannya.
 
Untuk benar-benar membersihkan aluminium dari tubuh, Anda harus menyingkirkan lebih dari sekadar deodoran. "Ganja dan tembakau mengandung aluminium," kata para peneliti dalam tinjauan 2014 itu. Tentu saja, terdapat pula alumunium dalam aluminium foil dan peralatan masak.
 
Para peneliti menemukan, orang-orang yang sebenarnya beresiko terkena kanker karena aluminium adalah pekerja industri di pabrik peleburan dan lainnya, di mana ada konsentrasi tinggi debu berlapis aluminium di udara. Tapi itu situasi yang berbeda dari mengoleskan gel ke kulit.
 
"Kulit kita adalah penghalang besar bagi dunia luar," kata Massick.
 
Jadi itulah yang membuat kita tetap aman, kecuali bagi pasien yang mempunyai alergi terhadap deodoran yang mengandung alumunium. "Untuk pasien ini, saya akan merekomendasikan opsi alternatif, seperti glikopirrolat dan suntikan botox untuk memblokir keringat," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement