REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diet keto adalah primadona baru bagi mereka yang ingin menurunkan berat badan. Diet ini dipercaya punya efek mengagumkan, antara lain meningkatkan kesehatan otak, mengembalikan energi, menstabilkan gula darah, meredakan inflamasi, dan masih banyak lagi.
Akan tetapi, menurut praktisi diet William Cole ada empat kesalahan utama ketika seseorang menerapkan diet keto. Dikutip dari Mind Body Green, berikut empat kesalahan praktik diet keto.
Lebih fokus di makronutrisi daripada kualitas
Ada banyak makanan di pasaran yang bisa disantap sebagai menu diet keto, namun sejatinya tidak sehat. Hal yang mudah untuk fokus di makronutrisi (rendah karbohidrat tinggi lemak) dalam santapan sehari-hari.
Namun, ini bisa membuat kita mengonsumsi makanan pemicu radang, seperti pemanis buatan yang semakin melanggengkan masalah kesehatan. Padahal, masalah kesehatan itulah yang ingin dihilangkan lewat diet ketogenik.
Mengonsumsi terlalu banyak susu
Susu adalah menu pokok dalam menjalankan diet keto. Akan tetapi susu rupanya merupakan salah satu minuman yang menyebabkan alergi dan inflamasi dalam pola diet modern.
Masalah itu timbul akibat perlakuan pada sapi-sapi penghasil susu seperti kawin silang yang menyebabkan mutasi gen pada kasein. Ada juga sapi yang disuntikkan hormon dan antibiotik.
Susunya kemudian dipasteurisasi, dihomogenasi, dan lemaknya dihilangkan. Susu lalu diberi vitamin sintetik. Demi menghindari alergi pada susu, William menyarankan penggantinya dengan konsumsi susu kacang, keju, dan krim.
Menghindari makan sayur
Satu hal yang kerap disalahpahami oleh pelaku diet keto adalah mereka menghindari memakan buah dan sayur. Padahal buah dan sayur sangat diperlukan untuk menjaga kesehatan pencernaan. Studi menunjukkan diet yang kurang asupan serat dari buah dan sayur justru meningkatkan risiko inflamasi.
Makan daging olahan dan konvensional
Dalam diet ketogenik konvensional, hampir semua daging berlemak boleh dimakan. Daging tersebut mengandung banyak vitamin B yang penting dalam proses detoksifikasi. Akan tetapi banyak studi membuktikan terus-menerus menyantap daging olahan, seperti sosis dapat meningkatkan risiko kanker dan penyakit lainnya.