Rabu 13 Feb 2019 06:39 WIB

Sakit Tenggorokan Persisten Bisa Menjadi Tanda Kanker

Risiko kanker laring meningkat jika suara sering serak dan tenggorokan sering sakit.

Rep: Noer Qomariah K/ Red: Indira Rezkisari
Pita kepedulian kanker.
Foto: Pixabay
Pita kepedulian kanker.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menurut sebuah penelitian baru-baru ini, sakit tenggorokan yang persisten dapat merupakan gejala kanker. Seperti dilansir dari Indian Express, Rabu (13/2), menyatakan jika sakit tenggorokan yang mengganggu disertai dengan sakit telinga, kesulitan menelan, dan sesak napas, maka itu dapat dianggap sebagai tanda kanker.

Weilin Wu di Cancer Research Inggris angkat bicara terkait penelitian ini. Ia mengungkapkan publik tidak perlu khawatir. “Sakit tenggorokan sendiri tidak terkait dengan kanker laring,” kata Wu.

Baca Juga

Tetapi yang penting, penelitian ini juga memberikan bukti terbaik hingga saat ini untuk mendukung rekomendasi saat ini. Pasien yang lebih tua dengan suara serak yang persisten bisa segera dirujuk ke rumah sakit.

Dr Elizabeth Shephard, penulis utama penelitian, berpendapat penelitian ini menjadi salah satu yang pertama untuk benar-benar melihat semua gejala penting bagi kanker laring.

“Arti penting penelitian ini adalah kami telah menemukan suara serak penting untuk kanker laring, tetapi secara signifikan risiko memiliki kanker laring sangat meningkat ketika dikombinasikan dengan sakit tenggorokan yang berulang,” ujar Shephard.

Sementara itu, salah satu penulis penelitian dan pemimpin klinis dari Institut Nasional untuk Kesehatan dan Perawatan Unggulan (NICE) Profesor Willie Hamilton menekankan pentingnya penelitian. Sebab, peneliti telah menunjukkan potensi tingkat keparahan beberapa kombinasi gejala yang sebelumnya dianggap beresiko rendah.

“Ketika pedoman NICE untuk investigasi kanker diterbitkan, tidak ada bukti dari praktek dokter umum untuk memandu atau menginformasikan dokter,” katanya.

Ia juga menyatakan mereka hanya mempertimbangkan pasien yang sakit tenggorokan cukup parah untuk pergi ke dokter.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement