REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sehat di hari tua. Itulah salah satu alasan mengapa pentingnya menjaga kesehatan sejak dini.
Dilansir laman Medpagetoday, sebuah penelitian menemukan kebugaran yang lebih baik saat remaja mengurangi risiko masalah kesehatan dan kecacatan saat dewasa dan usia lanjut.
Studi nasional bagi pria di Swedia melaporkan, di antara lebih dari 1 juta pria yang diikuti selama hampir tiga dekade, mereka yang berada di desil terendah kebugaran kardiorespirasi saat remaja hampir empat kali lebih mungkin mengalami masalah daripada mereka yang tertinggi saat dewasa (HR 3.74, 95 persen CI 3.55-3.95).
Penelitian juga disesuaikan dengan usia dan status sosial ekonomi. Para peneliti yang dipimpin oleh Pontus Henriksson, PhD, dari Karolinska Institute di Huddinge, Swedia juga melihat ini dari sisi pengaruh berat badan. Ternyata, berat badan atau obesitas saat remaja bisa tidak akan jadi masalah selama diatasi dengan upaya-upaya yang bertujuan untuk kebugaran seperti olahraga.
Kebugaran kardiorespirasi yang lebih baik mampu mengurangi risiko kecacatan atau masalah kesehatan di luar kategori BMI. Misalnya, pada remaja yang digolongkan obesitas (BMI 30 atau lebih tinggi), mereka yang "sangat sehat" memiliki risiko yang jauh lebih rendah (HR 2,27, 95 persen CI 1,94-2,66) dibandingkan dengan mereka yang tidak sehat (HR 4,67, 95 persen CI 4.21-5.17).
"Meskipun obesitas di masa muda dan dewasa diakui berhubungan dengan gangguan kesehatan, bukti menunjukkan bahwa efek negatif dari obesitas dapat diatasi dengan menjadi bugar (paradoks 'gemuk tapi bugar')," tulis para peneliti.
Dalam sebuah video yang menyertai penelitian ini, Christina Wee, MD, wakil editor Annals juga menyatakan bahwa kebiasaan kesehatan kita di masa muda dapat memengaruhi sisa hidup. Ketidakbugaran adalah faktor risiko utama menghadapi risiko kesehatan di kemudian hari.
Yang harus diketahui dokter adalah bahwa, di samping membantu pasien menurunkan dan mengendalikan berat badan mereka, penting juga agar tenaga kesehatan membantu mereka bugar secara fisik.
Penelitian ini melibatkan 1.079.128 pria Swedia berusia 16 hingga 19 tahun yang wajib militer dari tahun 1972 hingga 1994. Mulai dari tnggi badan mereka, berat badan, dan kebugaran kardiorespirasi juga diukur sejak awal.
Kebugaran diukur dengan tes siklus elektrokardiogram dan ergometer. Sedangkan data pensiun cacat diperoleh dari Badan Asuransi Sosial Swedia. Selama rata-rata tindak lanjut 28,3 tahun, 54.304 laki-laki diberikan pensiun cacat.
Para peneliti memiliki data tentang alasan pensiun, dan menemukan bahwa remaja yang paling tidak fit secara signifikan meningkatkan risiko kecacatan karena penyebab spesifik.