Kamis 14 Feb 2019 18:35 WIB

Permintaan Madu Trigona Meningkat untuk Obat DBD

Madu tersebut untuk alternatif pengobatan penyakit DBD

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Esthi Maharani
Pembudidaya madu lebah, Nia Koswara (30) di Kampung Maribaya, Desa Langensari RT 04 RW 05, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat tengah menunjukan madu lebah trigona dari sarangnya, Senin (21/1). Para pembeli bisa langsung mencicipi madu dari sarangnya.
Foto: Republika/Fauzi Ridwan
Pembudidaya madu lebah, Nia Koswara (30) di Kampung Maribaya, Desa Langensari RT 04 RW 05, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat tengah menunjukan madu lebah trigona dari sarangnya, Senin (21/1). Para pembeli bisa langsung mencicipi madu dari sarangnya.

REPUBLIKA.CO.ID, LEMBANG - Penderita penyakit demam berdarah dengue (DBD) di wilayah Kabupaten Bandung Barat yang meningkat mendongkrak penjualan madu Maribaya. Warga yang sakit banyak mencari madu untuk alternatif pengobatan penyakit musiman tersebut.

Peternak lebah madu Sari Alam Maribaya, Nia Koswara (37) mengungkapkan sejak satu pekan terakhir warga satu RT di Kecamatan Batujajar membeli madu Trigona. Diketahui, di kecamatan tersebut banyak yang terserang penyakit DBD. Namun, tidak mudah mendapatkan madu ini. Madu trigona hanya panen tiga kali dalam setahun sehingga harganya relatif mahal.

"Saya menjual dengan sarangnya menjamin keasliannya dengan harga di atas Rp500 ribu," ujarnya, Kamis (14/2).

Meski mahal, ia menuturkan banyak konsumen yang membeli karena merasakan manfaatnya. Ia mengatakan, madu dari jenis lebah trigona SP mengandung ekstrak propolis yang bermanfaat meningkatkan kadar trombosit.

Menurutnya, madu lebah trigona lebih efektif menyembuhkan berbagai macam penyakit dibanding madu lainnya. Madu ini dipercaya bisa menyembuhkan penyakit DBD, liver, diabetes, stroke, dan lain-lainnya.

Ia mengungkapkan, kandungan propolis madu trigona memiliki kadar yang tinggi serta zat gula lebih rendah dibanding madu lain dan enzim yang lebih banyak.  Sehingga jika diminum rutin penderita DBD, maka penyembuhan bisa lebih cepat.

Ia menambahkan, di peternakannya terdapat empat jenis lebah yang ditangkarkan yaitu apis cerana, apis melipera, apis trigona dan apis dorsata. Untuk lebah trigona, ia mengatakan lebah jenis ini tidak berbahaya bagi orang karena tidak memiliki sengat.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement