REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- UNICEF Perwakilan Pulau Jawa menyebut salah satu tantangan yang dihadapi anak saat ini yaitu kurangnya asupan bergizi. Hal ini sendiri merupakan penyebab masalah stunting banyak terjadi, khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Direktur UNICEF Perwakilan Pulau Jawa, Arie Rukmantara mengatakan, kurangnya asupan makanan bergizi anak karena mengkonsumsi makanan tidak sehat. Misalnya anak yang sering mengkonsumsi snack.
"Pilihan snacking-nya itu membuat indikator kesehatannya itu nanti berbahaya karena snackingnya itu tidak sehat," kata Arie beberapa waktu lalu.
Makanan tersebut, berdampak pada kesehatan saat anak-anak tumbuh dewasa. Bahkan saat menjadi orang tua. Hal inilah yang dapat menyebabkan terjadinya stunting. Karena asupan gizi yang dibutuhkan tidak terpenuhi. Arie mengatakan, stunting di DIY terjadi bukan pada saat kelahiran bayi. Namun, stunting ini dapat terjadi pada masa pra lahir.
"Stunting bukan dari lahir tiba-tiba kecil, tapi ada rentetan peristiwa 15 sampai 20 tahun sebelumnya, ini yang harus kita lihat, " kata Arie.
Terlebih, saat ini makanan tidak bergizi sangat mudah ditemukan. Apa lagi dengan banyaknya jajanan kaki lima yang ada di DIY itu sendiri. Untuk itu, perlu adanya langkah dan strategi dalam mengatasi hal ini. Terutama untuk menyediakan makanan yang sehat dan bergizi bagi masyarakat.
"Yang lebih menarik di Yogyakarta, kita harus lebih maju dalam rangka bagaimana kita tidak menghilangkan industri kaki lima. Pada saat yang sama ikut menyehatkan masyarakat dan anak remaja kita," tambah Arie.