REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidur berkualitas selama ini sudah disarankan para ahli agar mendukung kesehatan. Para peneliti menekankan pentingnya waktu tidur berkualitas agar berkontribusi pada banyak aspek kesejahteraan fisik dan mental.
Satu studi baru kini telah menjelaskan bagaimana tidur berkontribusi pada berfungsinya sistem kekebalan tubuh. Dilansir Medical News Today, studi yamg dilakukan tim dari Universitas Tübingen di Jerman itu telah menemukan mekanisme yang menghubungkan tidur dengan berfungsinya sistem kekebalan tubuh.
Para peneliti menemukan tidur nyenyak dapat meningkatkan efektivitas sel kekebalan khusus tertentu yang disebut sel T. Dalam makalah penelitian di Journal of Experimental Medicine, para ilmuwan menjelaskan sel T berkontribusi pada respons imun tubuh ketika ada hal yang berpotensi berbahaya memasuki sistem. Sel-sel kekebalan ini mengenali patogen kemudian mengaktifkan integrin, yang merupakan jenis protein yang memungkinkan sel T untuk menempel dan mengatasi target.
Tidur yang cukup setiap malam sangat penting jika kita ingin tetap sehat sepanjang hari. Penelitian telah menunjukkan dampak kurang tidur terhadap otak sama dengan minum berlebihan. Penelitian juga menunjukkan kurang tidur meningkatkan sensitivitas nyeri dan dapat meningkatkan kemungkinan mengembangkan masalah kardiovaskular.
Untuk mempelajari lebih lanjut tentang mekanisme ini, tim fokus pada agonis reseptor alfa berpasangan Gs (agonis reseptor gas berpasangan) terkait sinyal kekebalan tubuh. Melalui analisis laboratorium, peneliti menemukan beberapa agonis reseptor Gas-coupled yang menghentikan sel T dari mengaktifkan integrin. Agonis reseptor yang sel T temukan meliputi dua hormon (disebut adrenalin dan noradrenalin), dua molekul proinflamasi (disebut prostaglandin E2 dan D2), dan adenosin yang memainkan peran kunci dalam pensinyalan dan transfer energi).
"Tingkat molekul-molekul ini diperlukan untuk menghambat aktivasi integrin," kata penulis studi Stoyan Dimitrov.
Tidur dapat meningkatkan respons sel T karena tingkat adrenalin dan prostaglandin cenderung turun selama tidur. Para ilmuwan memilih melangkah lebih jauh dan mempelajari fenomena ini secara lebih rinci pada manusia.
Mereka mengambil sel T dari beberapa sukarelawan yang tidur dan beberapa yang tetap terjaga. Setelah menganalisis sampel ini, Dimitrov dan tim melihat sel T dari orang yang tidur memiliki tingkat aktivasi integrin yang lebih tinggi dibandingkan dengan sel yang sama yang diambil dari orang dalam keadaan terjaga.
Jadi, para penulis mencatat, ini menunjukkan tidur memiliki dampak positif pada berfungsinya sel T sebagai bagian dari respon imun tubuh. Temuan menunjukkan tidur berpotensi meningkatkan efisiensi respons sel T. Peneliti berharap hasil temuan ini dapat mengarah pada pengembangan terapi baru meningkatkan fungsi sel T, yang akan memiliki banyak aplikasi, termasuk dalam imunoterapi kanker.