Sabtu 16 Feb 2019 10:06 WIB

Lima Mitos Menstruasi yang Perlu Ditinggalkan

Beberapa orang berpikir mandi saat menstruasi tidak aman.

Rep: Santi Sopia/ Red: Ani Nursalikah
Menstruasi dipengaruhi oleh otak, jika stres bukan tak mungkin jadwal datang bulan pun berantakan.
Foto: Prayogi/Republika
Menstruasi dipengaruhi oleh otak, jika stres bukan tak mungkin jadwal datang bulan pun berantakan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menstruasi tentunya merupakan hal alami bagi para wanita. Namun, mitos tentang menstruasi ini tetap saja masih berlimpah. Beberapa mitos yang masih ada di masyarakat, sebagai berikut, dilansir di Medical News Today.

Soal hubungan intim

Beberapa mitos yang paling luas mengenai menstruasi adalah Anda tidak bisa hamil jika berhubungan intim saat menstruasi. Namun, mitos itu sepenuhnya salah. Meskipun benar banyak individu dalam menstruasinya adalah saat dia tidak subur, tapi tergantung pada lamanya siklus bulanan mereka.

Puncak kesuburan terjadi selama tahap ovulasi, yang biasanya dimulai sekitar 12 hingga 16 hari sebelum dimulainya periode berikutnya, ketika ovarium memproduksi dan melepaskan ovula segar (telur).

Dan sementara sebagian besar siklus menstruasi berlangsung sekitar 28 hari, beberapa siklus bisa sesingkat 21 hari, yang juga berdampak ketika ovulasi terjadi. Selain itu, sperma dapat hidup di dalam saluran genital hingga lima hari atau, menurut beberapa sumber, bahkan tujuh hari.

Jadi, melakukan hubungan seks tanpa kondom selama menstruasi dapat berarti sperma dapat bertahan cukup lama hingga bertepatan dengan ovulasi dan membuahi sel telur yang mengakibatkan kehamilan. Terlebih lagi, jika Anda berhubungan seks selama menstruasi tanpa menggunakan kondom, risiko terkena infeksi menular seksual (IMS), termasuk HIV atau infeksi jamur meningkat karena perubahan hormon.

Namun, selama Anda melakukan semua tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan dan penularan IMS, tidak ada alasan tidak melakukan seks saat menstruasi. Sebaliknya, pada kenyataannya, seks ternyata dapat membantu meringankan kram dan meningkatkan mood.

Menekan menstruasi berbahaya?

Kesalahpahaman lain yang tersebar luas adalah tidak aman mengonsumsi pil KB untuk menekan menstruasi dalam waktu lama. Padahal, pedoman terbaru dari Jaringan Kesehatan Wanita Nasional menunjukkan tidak apa-apa untuk menekan menstruasi melalui pil KB. Sebagian besar dokter kandungan sepakat pendekatan ini biasanya aman.

Bagi banyak orang, gejala menstruasi bisa parah dan mengganggu fungsi dan kualitas hidup normal mereka. Mereka mungkin mengalami pendarahan hebat, mengalami rasa sakit, dan gejala tidak menyenangkan lainnya, seperti migrain dan mual.

Mereka yang mengalami dismenore (periode nyeri) atau kondisi tertentu yang menyebabkan gejala yang menyusahkan, seperti endometriosis, dapat memutuskan, dalam persetujuan dengan dokter mereka, bahwa melewatkan beberapa periode haid atau melewatkan menstruasi terus-menerus, adalah pilihan terbaik untuk kesehatan dan produktivitas mereka.

Tidak mandi

Beberapa orang berpikir mandi saat menstruasi tidak aman. Ini karena air panas merangsang pendarahan, atau karena air menghentikan Anda dari pendarahan yang dapat memiliki efek buruk.

Padahal, sebenarnya mandi akan membuat Anda merasa lebih baik. Air panas dapat membantu merangsang aliran darah. Mandi juga dapat membantu meringankan kram menstruasi dan meredakan ketegangan otot.

Pendarahan tidak berhenti setelah perendaman penuh dalam air. Namun, tekanan dari air untuk sementara waktu mencegah darah mengalir keluar dari organ kewanitaan.

Tidak ada alasan untuk tidak mandi selama haid. Kemungkinan besar, bersantai di bubble bath dan merasa lebih bersih, justru akan meningkatkan mood Anda dan membantu mengatasi gejala menstruasi sedikit lebih baik.

Selain itu, lebih baik dan lebih sehat menggunakan air dan sabun ringan serta tidak beraroma untuk membersihkan vulva daripada tisu atau produk lainnya. Ini karena banyak produk perawatan intim dapat mengganggu keseimbangan bakteri di area genital sehingga menyebabkan infeksi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement