Senin 18 Feb 2019 06:50 WIB

Diet Keto tak Selamanya Jadi Diet yang Baik

Hasil penurunan berat badan bisa mencapai waktu super jangka pendek.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Muhammad Hafil
Kombinasi telur dan alpukat merupakan salah satu makanan favorit pelaku diet keto.
Foto: Flickr
Kombinasi telur dan alpukat merupakan salah satu makanan favorit pelaku diet keto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa orang, termasuk pelatih terkenal mungkin menyuruh orang lain untuk melakukan diet keto untuk dijalani. Namun ternyata, menurut sebuah studi, diet ketat seperti keto sebenarnya bisa memiliki konsekuensi serius, seperti memperpendek rentang hidup Anda.

Dilansir di shape.com, para peneliti menemukan, orang-orang yang memperoleh kurang dari 40 persen atau lebih dari 70 persen kalori harian mereka dari karbohidrat lebih mungkin meninggal dunia. Hal itu dari pada orang-orang yang makan persentase di antara angka-angka itu,.

Baca Juga

Artinya, keseimbangan kebutuhan diet Anda, tidak ada yang sama dengan cara satu dan cara yang lain. Para penulis jurnal kemudian mencapai kesimpulan ini setelah melacak diet hampir setengah juta orang.

Yaitu lebih dari 15.400 orang dewasa di Amerika Serikat, dan tambahan 432.000 orang di 20+ negara lain di seluruh dunia.  Kemudian mereka mengambil info itu dan membandingkannya dengan berapa lama orang-orang ini hidup.

Diet keto membutuhkan sumber sekitar 5 hingga 10 persen dari kalori harian seseorang,  dengan karbohidrat. Sebanyak 70 hingga 75 persen kalori berasal dari lemak dan 20 persen dari protein.  Hal itu tentu saja berada di luar batas ideal yang ditentukan oleh penelitian.

Dan diet keto bukan  bukan satu-satunya diet ketat yang mendapat sorotan dengan temuan-temuan ini. Contohnya, diet tinggi lemak, rendah karbohidrat seperti paleo, Atkins, Dukan, dan Whole30 yang juga memaksa tubuh Anda untuk memanfaatkan simpanan lemaknya untuk energi dibandingkan dengan membakar karbohidrat juga disoroti. Sebab karenanya, hasil penurunan berat badan bisa mencapai waktu super jangka pendek.

Diet rendah karbohidrat dikaitkan dengan tingkat kematian yang lebih tinggi. Penelitian tambahan, yang melacak pola makan yang dilaporkan sendiri oleh hampir 25.000 orang, dipresentasikan pada Kongres Masyarakat Kardiologi Eropa musim panas ini. Mereka menyimpulkan temuan kematian dini yang sama.

Penelitian telah menunjukkan bahwa di samping kematian dini, ada banyak kelemahan dari diet ketat. Diet ketat dapat memicu makan berlebih, menyebabkan penarikan sosial, menghalangi tubuh mendapat nutrisi penting, dan menyebabkan kebiasaan makan yang tidak teratur. Dan, apa pun nilainya, diet keto mendapat peringkat paling bawah di nomor 38 dalam daftar diet terbaik dan terburuk di AS tahun 2019.

Namun, pemimpin peneliti Sara Seidelmann, yang juga seorang peneliti kardiologi dan nutrisi di Brigham and Women's Hospital di Boston memberikan kabar baik. Dia menyebut  diet kaya akan makanan nabati seperti sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, dan kacang-kacangan dikaitkan dengan penuaan yang sehat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement