Rabu 20 Feb 2019 10:00 WIB

Mungkinkah Tubuh Alergi Olahraga?

Dalam kasus khusus olahraga yang banyak berkeringat dapat membunuh penderita alergi.

Rep: Adysha Citra Ramadhani/ Red: Indira Rezkisari
Wanita berolahraga
Wanita berolahraga

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alergi susu sapi, alergi udang hingga alergi udara dingin mungkin tidak begitu asing di telinga. Bagaimana dengan alergi olahraga?

Alergi olahraga mungkin terdengar aneh dan tampak seperti candaan. Namun alergi olahraga merupakan sesuatu yang nyata. Sebagian orang benar-benar bisa alergi terhadap olahraga. Bahkan dalam kasus khusus olahraga yang mengeluarkan banyak keringat dapat membunuh mereka.

Baca Juga

Secara medis, alergi terhadap olahraga dikenal dengan istilah anafilaksis yang disebabkan olahraga atau exercise-induced anaphylaxis (EIA). Kondisi ini dapat menyebabkan gatal-gatal, pingsan, muntah dan bahkan kesulitan bernapas.

Istilah EIA pertama kali muncul pada 1979. Kondisi ini dialami hampir dua persen dari populasi dunia. EIA umumnya terjadi setelah aktivitas fisik yang intens seperti joging, menari dan bersepeda. Terkadang, EIA juga dapat dipicu oleh makanan yang dikonsumsi sebelum sesi olahraga.

Seperti alergi lainnya, tubuh akan memproduksi antibodi yang tidak dibutuhkan ketika penderita EIA berolahraga. Antibodi-antibodi ini akan memproduksi zat-zat kimia sistem imun yang berbeda yang kemudian memicu munculnya gejala alergi. EIA pada satu orang pun tidak benar-benar sama dengan EIA pada orang lain.

Bagaimana Mencegahnya?

Seperti dilansir Times of India, satu-satunya cara untuk mencegah EIA adalah mengurangi intensitas berolahraga atau mengganti jenis olahraga yang sebelumnya dilakukan penderita. Bila tetap ingin berolahraga, penderita EIA bisa memilih opsi olahraga berenang. Hingga saat ini, penelitian belum menemukan hubungan antara EIA dan berenang.

Penderita EIA yang merasa kondisinya terpicu oleh makanan tertentu, sebaiknya tidak makan enam hingga delapan jam sebelum olahraga. Selain itu, hindari olahraga dalam kondisi cuaca ekstrim.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement