REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Berbagai jenis suplemen multivitamin untuk anak hadir di pasaran, termasuk yang khusus mengandung vitamin D. Akan tetapi, pakar meragukan efektivitasnya, seperti yang dituangkan para periset lewat penelitian terbaru di Inggris.
Para peneliti di Rumah Sakit Universitas Southampton dan NHS Foundation Trust berkolaborasi menggagas studi. Riset mengamati 67 multivitamin dan 24 suplemen vitamin D yang ditujukan untuk anak-anak di bawah usia 12 tahun.
Temuan sudah diterbitkan dalam jurnal Archives of Disease in Childhood. Hasilnya, hanya 25 hingga 36 persen produk multivitamin anak yang menyediakan dosis vitamin D sebanyak 400 unit internasional (IU) yang disarankan.
Produk yang masuk dalam kategori multivitamin dalam studi adalah jika kemasannya mencantumkan kata tersebut. Pertimbangan lain, apabila situs web pabrik yang memproduksinya menyebut produk suplemen itu sebagai multivitamin atau suplemen vitamin tertentu.
Tim menjumpai, suplemen yang khusus mengandung vitamin D memang memiliki kandungan vitamin D yang lebih tinggi daripada multivitamin. Namun, sejumlah produk yang diberi label khusus "untuk tulang sehat" masih memiliki tingkat vitamin yang sangat rendah.
Salah satu produk berlabel "untuk kesehatan dan relaksasi tulang" bahkan hanya mengandung vitamin D sebanyak 50 IU/hari. Padahal, rekomendasi Departemen Kesehatan Inggris adalah 400 IU atau 10 gram vitamin D per hari untuk anak usia satu sampai empat tahun.
Jumlah yang sama juga dianjurkan untuk anak-anak di atas usia empat tahun serta orang dewasa selama musim gugur dan musim dingin. Untuk memenuhi dosis itu dari suplemen, dibutuhkan kombinasi vitamin D dan multivitamin yang lebih mahal atau dengan risiko toksisitas.
Para peneliti mencatat bahwa studi ini hanya mencakup produk suplemen multivitamin yang dijual oleh pengecer Inggris. Mereka menyarankan orang tua memeriksa agar multivitamin yang dibeli untuk anak mengandung setidaknya 400 IU/hari, dikutip dari laman Malay Mail.