Senin 11 Mar 2019 04:12 WIB

Bayi Minum Susu dari Botol Cenderung Kidal

Studi bayi yang minum dari botol cenderung kidal dilakukan University of Washington

Rep: Dwina Agustin/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Bayi minum susu pakai dot (ilustrasi).
Foto: Safebee
Bayi minum susu pakai dot (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penelitian baru menunjukkan salah satu alasan mengapa orang bisa kidal. Studi tersebut melihat orang lebih cenderung menjadi kidal atau ambidextrous pada masa remaja dan dewasa saat diberi makan dari botol saat masih bayi.

Temuan itu didapatkan dari studi yang dilakukan di University of Washington. Mereka meneliti pada sekelompok 60 ribu pasangan ibu dan anak yang menyusui atau diberi susu botol untuk bayi mereka.

Baca Juga

Secara khusus, penelitian ini menemukan  bayi yang disusui selama satu bulan memiliki peluang lebih rendah 9 persen menjadi tidak kidal. Sementara satu hingga enam bulan menunjukkan penurunan 15 persen dan lebih dari enam bulan memiliki peluang 22 persen lebih rendah untuk tidak terbiasa dengan tangan kanan.

"Kami pikir menyusui mengoptimalkan proses yang dialami otak ketika memperkuat kewaspadaan," ujar penulis penelitian Philippe Hujoel, dikutip dari People, Senin (11/3).

Kesimpulan dari penelitian yang dirilis pada jurnal Laterality: Asymmetries of Body, Brain and Cognition ini menjelaskan berapa lama seorang ibu perlu menyusui sebelum memiliki dampak jangka panjang pada perkembangan otak. Dampak yang menentukan seorang anak akan kidal atau tidak bisa terlihat dari dengan jangka waktu lebih dari enam bulan.

"Ini memberikan garis bukti independen menyusui mungkin perlu bertahan enam hingga sembilan bulan," kata profesor epidemiologi tambahan di Fakultas Kesehatan Masyarakat UW dan profesor di Sekolah Kedokteran Gigi.

Hujoel mengklarifikasi, metode pemberian makan hanya menunjukkan hubungan sebagian antara diri sendiri dan kecenderungan kidal. Meski perlu diakui, banyak dari yang kidal pada tahap awal telah terbawa dari janin.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement