Rabu 13 Mar 2019 06:11 WIB

Benarkah Tinggi Badan tidak Bisa Bertambah?

Faktor genetik menjadi penentu utama tinggi badan.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Indira Rezkisari
Tinggi Badan. Sejumlah aktivitas seperti berenang disebut bisa membantu anak bertambah tinggi badannya.
Foto: Reuters
Tinggi Badan. Sejumlah aktivitas seperti berenang disebut bisa membantu anak bertambah tinggi badannya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meskipun usia ataupun tinggi badan hanyalah sebuah angka, namun masih banyak orang yang memikirkannya. Mereka yang tinggi badannya kurang jadi merasa tidak percaya diri.

Tak dipungkiri, beberapa orang memang ingin terlihat lebih tinggi. Biasanya mereka terus mencoba metode yang akan menambah tinggi badan. Sayangnya, dengan bertambahnya usia, hampir tidak mungkin menemukan cara untuk menambah tinggi badan.

Baca Juga

Dilansir di Times of India, setidaknya ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap tinggi keseluruhan seseorang. Namun, faktor genetik memiliki peran utama dalam kontribusinya.

Sekitar 60 hingga 80 persen tinggi seseorang ditentukan oleh gen. Sisanya 20 hingga 40 persen disebabkan oleh faktor lingkungan seperti gaya hidup dan nutrisi.

Pada sebagian kasus, tinggi badan seseorang memang berhenti tumbuh begitu mencapai usia pubertas. Tinggi badan akan berhenti bertambah setelah usia 18 tahun karena tulang, khususnya pada pelat pertumbuhan, atau area tulang rawan di ujung tulang panjang tubuh.

Pelat pertumbuhan yang juga dikenal sebagai lempeng epifisis adalah area tulang rawan khusus di dekat ujung tulang. Seseorang memiliki tinggi badan yang tinggi karena pemanjangan tulang panjang, yang tumbuh ketika mereka masih aktif atau terbuka.

Ketika seseorang mendekati akhir masa pubernya, karena perubahan hormon pelat pertumbuhan mengeras dan menutup. Akibatnya, pertumbuhan tulang berhenti.

Pada perempuan, pelat pertumbuhan menutup ketika mereka berusia sekitar 16 tahun. Sementara pada laki-laki, terjadi ketika mereka berusia sekitar 14 tahun sampai 19 tahun.

Pertumbuhan tulang panjang biasanya tidak terjadi pada sebagian besar orang dewasa. Meskipun demikian, beberapa variasi ketinggian harian sering terjadi, yang disebabkan oleh sedikit kompresi cakram di tulang belakang.

Sayangnya, klaim kegiatan tertentu seperti menggantung, memanjat, dan berenang dapat meningkatkan ketinggian seseorang ini tak terbukti. Tidak ada bukti kuat yang tersedia untuk membuktikan klaim ini.

Oleh sebab itu, orang lebih disarankan untuk mengikuti gaya hidup sehat sebelum usia 18 tahun agar dapat memaksimalkan tinggi badan saat usia remaja. Meskipun hanya 20-30 persen pertumbuhan tinggi badan tergantung pada gaya hidup.

Pastikan juga, untuk tidak kekurangan nutrisi penting seperti kalsium dan vitamin D. Keduanya penting untuk meningkatkan kesehatan tulang. Meningkatkan asupan buah-buahan dan sayuran hijau, serta protein yang cukup juga baik untuk kesehatan.

Namun demikian, ada sejumlah kasus orang dewasa di atas 20 tahun mengalami penambahan tinggi badan. Kasus-kasus itu meliputi, pertama jika pelat pertumbuhan tetap terbuka setelah usia dewasa. Hal ini sangat jarang terjadi.

Kedua, jika seseorang menderita gigantisme. Kondisi ini menyebabkan pertumbuhan yang berlebihan. Dan ketiga, adalah karena hemochromatosis.

Pada intinya, menerima apa yang dimiliki selalu menjadi hal yang terbaik. Tinggi badan, tidak menentukan kesuksesan dan kebahagiaan seseorang.

Bila memang ingin mengatasi persoalan tinggi badan, disarankan untuk berlatih postur yang baik agar terlihat lebih tinggi dan agar otor lebih kuat. Serta menggunakan sepatu hak tinggi sebagai gantinya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement