REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan (Menkes) Nila F. Moeloek menganalisa mengapa banyak anak muda yang mengalami masalah kesehatan mental dan depresi saat ini. Menurut Nila salah satu sebabnya adalah masalah komunikasi.
"Saya lihat mereka (anak muda) saat masa remaja maunya banyak dan ketika dianggap masih kecil padahal dia merasa bukan anak-anak lagi. Ini yang harus dimengerti oleh orang tua mengenai bagaimana berkomunikasi dengan anak remaja," katanya saat ditemui di Jakarta, Rabu (20/3).
Selain itu, ia menyebut perubahan zaman juga menjadi faktor lain anak muda mengalami masalah kesehatan mental. Ia mencontohkan jika zaman dulu para remaja merasa takut pada orang tua tetapi sebaliknya, kini orang tua yang harus mendengarkan kata anak-anak muda.
Selain itu, Nila menyebut gaya hidup yang berubah seiring dengan perkembangan teknologi juga ikut menyebabkan anak-anak mengalami stres dan depresi. Tak hanya itu, anak-anak yang broken home menjadi korban perceraian orang tuanya juga menjadi alasan mereka mengalami depresi. "Karena kami pernah berkumpul dengan anak muda dan yang mengalami depresi adalah anak yang broken home karena orang tuanya cerai," katanya.
Faktor lain, dia menambahkan, yaitu ketika sang anak yang terlalu banyak bermain gawai. Ini membuat remaja dan anak muda sangat individual. Sebab, meski anak muda bisa mendapatkan berita apapun dari mesin pencari Google tetapi komunikasi dengan orang-orang di sekitarnya minim.
Padahal berbicara dan berdiskusi dengan orang tua dan lingkungan sekitar sangat dibutuhkan. "Karena kita bisa mendengar pendapat masing-masing. Karena itu anak-anak harus terbuka dan tidak tertutup, baik dengan orang tua, teman, guru, dan anak-anak," katanya.