Jumat 22 Mar 2019 19:17 WIB

Waspada, Pewarna Obat-obatan Bisa Picu Alergi

Selain pewarna, kandungan laktosa dan gluten pada obat juga bisa memicu alergi.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Obat-obatan (ilustrasi).
Foto: http://unitednews.com.pk
Obat-obatan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BOSTON -- Jika Anda merasa sakit setelah minum obat-obatan, masalahnya mungkin bukan disebabkan oleh kandungan bahan aktifnya. Bisa jadi, ada ketidakcocokan dengan bahan tidak aktif dari pil atau kapsul yang dikonsumsi.

Studi oleh para pakar di Boston, Massachusetts, Amerika Serikat, mengungkap, mayoritas obat resep mengandung senyawa tidak aktif seperti laktosa, gluten, dan pewarna makanan. Kandungan itu bisa memicu reaksi merugikan tertentu bagi pasien yang rentan.

Hal yang umum terjadi adalah reaksi alergi terhadap pewarna atau intoleransi laktosa. Lebih dari itu, menurut studi, beberapa kombinasi bahan dapat memperburuk kondisi pasien yang mengidap sindrom iritasi usus.

"Kami terkejut dengan hasilnya. Ini melibatkan hampir semua pil dan kapsul. Sesuatu yang sebelumnya tidak terpikir," ujar salah satu penulis studi, ahli gastroenterologi Giovanni Traverso, dikutip dari laman NBC News.

Pakar yang bertugas di Brigham and Women’s Hospital dan Harvard Medical School itu mendapat ide untuk melakukan penelitian setelah mendapati sebuah kasus unik. Ada pasien dengan penyakit Celiac yang mendapat resep obat mengandung gluten.

Ketika tim peneliti memeriksa literatur medis, terdapat sejumlah pasien yang mengalami reaksi merugikan setelah minum obat resep. Mereka pun menyadari ada banyak formulasi obat dengan kandungan zat yang cukup berisiko.

Beberapa pasien mengalami diare parah setelah minum pil yang mengandung bahan tidak aktif laktosa. Kasus-kasus lain termasuk pasien Celiac yang mengalami efek samping dari obat-obatan dengan gluten.

Tim juga melihat apakah pewarna makanan yang digunakan dalam beberapa obat bisa menimbulkan masalah. Mereka menguji pewarna makanan umum tartrazine kepada 2.210 sukarelawan dan mencatat adanya reaksi alergi pada 83 orang (sekitar 3,8 persen).

Setelah mempelajari basis data kandungan obat, tim periset mengetahui bahwa sekitar 45 persen obat mengandung laktosa dan 33 persen mengandung pewarna makanan. Sementara, 55 persen mengandung gula yang sulit dicerna sehingga menyebabkan efek samping kembung, sakit perut, diare, dan sembelit.

"Sebagian kandungannya cukup rendah sehingga tidak menimbulkan reaksi, tetapi pada pasien yang mengonsumsi lebih dari satu obat akan menyebabkan masalah," kata Traverso. Studi termuat dalam jurnal medis Science Translational Medicine.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement