REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyuka telur sebaiknya perlu berhati-hati. Sebuah studi baru menyebutkan, memakan satu telur per hari dapat meningkatkan risiko serangan jantung atau strok.
Dilansir di Dailymail, banyak ahli jantung terkemuka mengatakan, penelitian itu yang memicu perdebatan sengit dan kontroversial mengenai telur. Publikasi penelitian itu adalah publikasi penelitian yang paling keras yang pernah diterbitkan.
Studi ini menilai data pada 30.000 orang. Para peneliti menemukan orang-orang dengan kolesterol tinggi yang berbahaya lebih cenderung memakan telur, termasuk kuning telur yang kaya kolesterol, sebagai pendukung diet mereka.
Mereka menyimpulkan, memakan telur setiap hari dapat meningkatkan risiko penyakit jantung sebesar 18 persen. Lalu, memakan telur setiap hari juga dapat meningkatkan risiko kematian dini akibat strok sebesar 17 persen.
Kuning telur sangat kaya akan kolesterol.
Penelitian itu juga menyebut, mereka yang makan dua telur sehari, dapat meningkatkan peluang mereka untuk meninggal sebesar 34 persen. Lantas, sebanyak 27 persen peserta lebih mungkin mengalami serangan jantung atau strok.
Namun, hal itu tak serta-merta menjadi peringatan kepada kita untuk tak sama sekali memakan telur. Sebab penelitian ini pun diprotes oleh penelitian lain dengan sebuah data lama.
Ahli penyakit jantung di McGill Office of Science and Society, Dr Christopher Labos, tak begitu percaya hasil penelitian tersebut. Menurutnya, data penelitian tersebut tak bisa diandalkan karena tidak akan ada orang yang ingat berapa banyak telur yang mereka konsumsi dalam suatu periode.
Menurut Labos, mengurangi konsumsi telur bukanlah jurus utama dalam mencegah kematian akibat strok. Namun, ia setuju bahwa penting bagi semua orang untuk mengendalikan kadar kolesterol dalam darahnya. Terlebih, pesan kunci dari penelitian tersebut juga menyebutkan bahwa kaitan antara konsumsi telur dan penyakit jantung hilang begitu responden mengontrol asupan kolesterolnya menyeluruh.
Norrina Allen, salah satu penulis penelitian tersebut, mengungkapkan pesan utama dari penelitian timnya ialah pengendalian kolesterol. Ia mengingatkan, telur kaya akan kolesterol, terutama bagian kuningnya.
"Yang penting mengendalikan kadar kolesterol dalam darah, bukan cuma kolesterol apa yang ada di piring makan," ujarnya.