REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Jenis-jenis diet kian beragam. Mulai dari diet keto dengan memperbanyak konsumsi protein hewani, diet rendah lemak, diet OCD, hingga diet mayo dengan menghindari makanan mengandung garam dan jenis diet lainnya.
Namun semua jenis diet dipastikan gagal jika tidak diimbangi konsumsi air yang cukup. Menurut ahli urologi di University of California San Francisco Dr. Thomas Chi, kesalahan terbesar yang sering dilakukan oleh pelaku diet adalah terlalu memerhatikan asupan makan namun mengabaikan asupan air minum.
"Orang yang melakukan diet ekstrem, mereka cenderung memiliki kadar garam yang lebih tinggi dan lebih sedikit hidrasi," kata Chi seperti dikutip Fox News, Senin (25/3).
“Kadar garam yang tinggi ini mungkin sangat bermasalah untuk diet kaya daging. Kekurangan air, dikombinasikan dengan peningkatan asupan daging, dapat menyebabkan komplikasi seperti batu ginjal,” tambah Chi.
Meski demikian ada cara sederhana untuk mengatasinya. Ahli penyakit dalam dan ahli pencernaan Kota New York, Dr. Niket Sonpal mengatakan tubuh manusia memiliki cara alami untuk memberikan alarm bahwa tubuh sedang dehidrasi. Antara lain dengan munculnya rasa haus.
"Haus adalah peringatan tubuh alami kita bahwa kita kehabisan cairan, Kamu harus merespons secepatnya,” kata Sonpal.
Haus mudah diartikan sebagai rasa lapar. Sehingga sebagian orang malah makan makanan kecil, padahal yang dibutuhkan hanya seteguk air. "Air adalah bagian penting tubuh tidak hanya penurunan berat badan atau diet. Tetapi juga kesehatan umum yang baik," kata Sonpal.
Bagaimana Air Membantu?
Air saja tidak akan menjadi penyelamat penurunan berat badan Anda, sama seperti elemen gaya hidup sehat lainnya tidak semata-mata bertanggung jawab atas penurunan berat badan. Diet tergantung pada beberapa faktor kunci yang bekerja bersama.
"Dengan sendirinya, minum air dalam jumlah besar tidak akan cukup untuk menurunkan berat badan secara substansial. Tapi itu membantu ketika dimasukkan ke dalam rejimen gizi yang menyumbang distribusi makronutrisi yang sehat dan beragam konsumsi kelompok makanan,” kata Sonpal.
Itu berarti air, mungkin dapat membantu mencapai tujuan diet. Jangan khawatir, air bisa menyabotase rencana diet Anda.
Sebuah studi pada tahun 2016 terhadap lebih dari 18 ribu orang dewasa dan lebih tua menemukan, orang yang minum lebih banyak air secara konsisten lebih puas misalnya tidak cepat lapar. Akibatnya, mereka makan lebih sedikit kalori setiap hari.
Studi yang sama menemukan bahwa orang yang rutin mengonsumsi air cenderung akan lebih sedikit mengonsumsi kolesterol, lemak, dan garam. Dibandingkan dengan orang-orang yang mengalami dehidrasi atau tidak minum cukup air.
“Sangat mudah untuk mengira haus kelaparan. Saya tahu ketika saya tidak cukup minum, saya pasti ingin makan lebih banyak. Jadi, jika Anda minum banyak air di antara waktu makan, Anda mungkin akan merasa lebih cepat kenyang,” kata Devin Alexander, koki selebritas dan penulis "You Can Have It!".
Cara lain untuk mengakali kadar air bisa dikonsumsi secara cukup bisa dilakukan dengan beberapa hal. Misalnya dengan menambahkan lebih banyak air ke dalam makanan, membawa botol minum ke mana pun hingga mengatur alarm waktu minum.