REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mulut terasa terbakar karena makan makanan pedas menjadi sebuah sensasi yang seru bagi para pecinta makanan pedas. Sensasi itu kerap memberikan penanda yaitu dengan keluarnya banyak keringat dan terasa ingin minum yang banyak.
Namun, mungkin sensasi itu menjadi hal yang layak untuk didapatkan sebagai dampak dari makan makananan pedas. Salah satu dampak yang menggembirakan para pecinta pedas, adalah makanan pedas mungkin membantu menurunkan berat badan.
"Tahun lalu, para peneliti di Universitas Wyoming menyarankan bahwa makanan pedas mempercepat metabolisme, memungkinkan Anda membakar kalori lebih cepat," kata Spesialis Senior dalam Kimia dan Keamanan Pangan di Sekolah Kimia dan Ilmu Pengetahuan Kimia Nanyang Polytechnic, Dr Gan Heng Hui, dilansir dari Channel News Asia, Selasa (26/3).
Dia menambahkan, namun ada juga beberapa teori populer yang belum teruji. Yaitu hidangan panas lebih sulit dihancurkan, sehingga membuat seseorang cenderung makan terlalu banyak.
“Tetapi hidangan pedas sering tinggi lemak atau dipasangkan dengan bir, yang pasti akan memiliki efek negatif pada potensi keuntungan penurunan berat badan", kata Dr Gan.
Cabai, ternyata juga memiliki manfaat lain untuk meningkatkan kesehatan. Sebuah studi oleh University Of Vermont pada 16 ribu pria yang diterbitkan pada tahun 2017 menemukan, risiko kematian 13 persen lebih rendah di antara pecinta cabai.
Rekan penulis penelitian, Dr Benjamin Litternberg menjelaskan, saus cabai capsaicin tampaknya mengurangi jumlah peradangan di dalam tubuh. "Jenis kematian yang paling rendah, adalah pada kelompok lada. Kematian itu merupakan kematian karena penyakit pembuluh darah, serangan jantung dan strok," katanya.
Selain itu, cabai juga merupakan sumber nutrisi yang baik seperti Vitamin A dan C, serta zat besi dan kalium. Sebagai contoh, sebanyak 42 gram cabai dapat dihitung sebagai cadangan harian yang direkomendasikan untuk Vitamin C, meskipun itu akan menjadi makanan yang sangat pedas.
Manfaat lain saus cabai capsaicin, merupakan properti anti kanker yang diklaim jika dikombinasikan dengan jahe. Penelitian menunjukkan zat bakar dan 6-ginerol, senyawa yang ditemukan dalam jahe, dapat menghambat pertumbuhan tumor. Hal itu menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal Of Agriculture And Food Chemistry.
"Ada banyak laporan yang mengatakan bahwa capsaicin mungkin baik untuk kesehatan manusia, terutama dengan kanker. Namun, ada laporan lain yang menunjukkan hasil sebaliknya," kata Profesor Dong Zigang di Institut Hormel, Universitas Minnesota.
Prof Dong turut menulis ulasan The Two Faces Of Capsaicin dalam jurnal Cancer Research. Masakan pedas, juga dapat berbahaya di perut dan kerongkongan karena adanya peradangan.
“Dan jika sesuatu dapat menyebabkan peradangan atau apa yang disebut efek terbakar, itu harus menyebabkan beberapa kematian sel dan karenanya, peradangan kronis jangka panjang mungkin berbahaya,” kata dia.
Untuk alasan yang sama yaitu peradangan, Tan menyarankan orang yang menderita Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) untuk menghindari makanan pedas karena dapat mengiritasi perut dan menyebabkan ketidaknyamanan.