Jumat 29 Mar 2019 11:31 WIB

Diet Keto Bisa Sebabkan Bau di Organ Intim

Diet tinggi lemak seperti diet keto tingkatkan risiko vaginosis bakteri.

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Indira Rezkisari
Penganut diet keto mengonsumsi menu kaya asupan lemak tapi minim buah dan sayur.
Foto: Wikipedia
Penganut diet keto mengonsumsi menu kaya asupan lemak tapi minim buah dan sayur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diet keto populer sebagai metode untuk menurunkan berat badan. Metode ini awalnya digunakan untuk mengobati pengidap epilepsi yang rentan terhadap obat tradisional. Tujuannya adalah mengurangi kandungan karbohidrat yang masuk ke dalam tubuh agar yang dibakar oleh tubuh bukan karbohidrat melainkan lemak.

Diet keto jelas memiliki efek samping. Menurut Lisa De Fazio, seorang ahli gizi profesional, mengatakan pelaku diet keto berisiko terkena ginjal, dehidrasi, gejala flu atau flu keto dan sebagainya. Selain itu, beberapa pengguna sosial media di Amerika membahas satu efek samping aneh yang dikenal sebagai Keto Kelangkang.

Baca Juga

Untuk diketahui, diet keto memaksa tubuh pelaku untuk beradapatasi dan membiasakan diri dengan konsumsi lemak yang tinggi, karbohidrat yang kurang dan protein yang sedang. Hal itu, dapat menyebabkan beberapa efek samping yang aneh seperti perubahan bau pada bagian intim.

Meskipun belum ada penelitian terkait topik tersebut, fenomena medis dapat terjadi jika mengubah pola diet secara drastis dengan mengonsumsi zat mikro atau makronutrien seperti lemak dan protein. "Makanan mengubah pH tubuh. Ketika ini terjadi, tubuh akan mengeluarkan bau tertentu," kata De Fazio kepada This Is Insider.

De Fazio menerangkan, diet keto dapat mengubah pH pada bagian intim sehingga dapat mempengaruhi bau bagian intim. "Bau itu mungkin tidak berbau seperti mawar," katanya.

Dia mengatakan, pelaku diet keto perlu mengetahui ketidakseimbangan pH yang dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri buruk. Selain itu, ketidakseimbangan pH pada seseorang juga berpotensi iritasi, bau, dan infeksi seperti bacterial vaginosis dan infeksi yang umumnya terjadi saat menstruasi.

De Fazio menjelaskan, pH merupakan hidrogen yang masuk dalam tubuh. Jumlah tersebut bisa dihitung menggunakan skala angka nol hingga 14 untuk mengukur asam maupun bersifat basa. Jika pH kurang dari tujuh dianggap asam, sedang pH lebih dari tujuh adalah bersifat basa.

"Keseimbangan pH adalah faktor penting dalam menjaga kesehatan alat intim. Diet tinggi lemak, terutama lemak jenuh seperti pada diet keto akan meningkatkan pH kemudian meningkatkan risiko vaginosis bakteri," katanya.

De Fazio merincikan, alat intim harus memiliki tingkat pH antara 3,8 dan 4,5, agar menjaga tetap asam. Angka tersebut, lanjut dia, merupakan tingkat pH dengan level yang normal. "Selama bertahun-tahun reproduksi kalian, usia 15 hingga 49, pH alat intim harus di bawah atau sama dengan 4,5. Tetapi, sebelum menstruasi dan setelah haid, pH yang sehat cenderung lebih tinggi dari 4,5," kata De Fazio.

Dia menjelaskan, pH yang asam dapat mencegah bakteri yang masuk kedalam alat intim. "Area alat intim yang asam bersifat melindungi. Ini menciptakan penghalang yang mencegah bakteri dan ragi yang tidak sehat terlalu cepat berkembang biak dan menyebabkan infeksi," terangnya.

Dia menyebut, tingkat pH alat intim di atas 4,5 membantu pertumbuhan bakteri tidak sehat. Hal itu, akan mengakibatkan resiko infeksi yang lebih tinggi.

Dia menambahkan, keto kelangkang dapat diminimalisir dan hilang dengan sendirinya. Jika tidak, dia menyarankan untuk segera melakukan perawatan ke dokter spesialisas reproduksi wanita.

"Dokter Anda mungkin menyarankan Anda untuk kembali ke diet seimbang. Setiap perubahan ekstrem pada tubuh atau pH bukanlah ide yang baik," ungkapnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement