REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jus yang diekstrak dari buah-buahan dan sayuran memiliki kandungan vitamin, mineral, dan nutrisi yang cukup pekat. Segelas jus bisa memberikan cara mudah untuk mendapatkan nutrisi yang mudah diserap.
Tapi, saat membuat jus banyak serat yang hilang. Penyebabnya adalah ekstraktor mesin pembuat jus yang membuang serat dari pulp dan kulit buah atau sayur.
"Kalian kehilangan serat dalam jus buah dan sayuran, dan itu menghasilkan jus yang dapat meningkatkan gula darah kalian dengan cara yang lebih dramatis daripada jika kalian memakan buah atau sayuran yang secara langsung," kata Robin Foroutan, dokter ahli diet dan juru bicara dari Akademi Nutrisi dan Dietetik.
Selain kehilangan serat, tubuh juga kehilangan polyphenols dan antikosidan dari intisari buah sitrus dan kulit buah sayur yang tidak bisa diekstrak efektif dengan mesin jus rumahan. Demikian jelas Mario G Ferruzzi, profesor di Departement of Food, Bioprocessing, and Nustrition Sciences di Caroline State University.
Foroutan menganjurkan jus sebaiknya langsung diminum sesegera mungkin ketimbang membiarkan di dalam gelas. "Yang terbaik adalah minum jus segera, karena aktivitas antioksidan dan enzim jus terus menurun dari waktu ke waktu," kata Foroutan.
Foroutan menjelaskan, antioksidan dapat membantu menyeimbangkan peradangan. Sedangkan enzim (seperti yang ditemukan dalam nanas) dapat membantu pencernaan. Jika membuat jus dan berencana untuk meminumnya nanti, cara yang terbaik adalah menyimpannya dalam wadah gelas kedap udara. Atau dengan cara mendinginkan jus, serta meminumnya di hari itu juga.
Bagaimana dengan pilihan mesin pembuat jus? Foroutan mengatakan mesin pembuat jus tipe cold pressed lebih baik dibanding mesin dengan sentrifus yang mengeluarkan panas. Tapi, mesin jus dengan sentrifus tidak cukup panas untuk menghancurkan enzim atau mengoksidasi nutrisi.
"Saya tidak berpikir panas yang dihasilkan akan cukup kuat untuk membunuh enzim atau nutrisi seperti cara memasak," kata Foroutan.
Ada beberapa cara untuk menjaga serat dakam jus. Pertama dengan mencampur pulp yang mengandung banyak serat ke dalam jus. Kedua, mencampurkan pulp ke dalam adonan makanan, seperti kue atau muffin, nasi atau sup.
Dia menambahkan, cara lain membuat jus buah atau sayur adalah dengan menggunakan food processor atau blender. Blander akan membuat pulp yang kaya serat tetap berada dalam jus, efeknya perut bisa tetap kenyang.
Sabuah studi mengungkapkan, mencampurkan pulp memberikan manfaat lain ketimbang hanya membuat sebatas jus biasa. Jus yang dibuat dengan buah utuh tanpa menghilangkan kulit memiliki kandugan antioksidan yang lebih kuat.
Selain itu, terdapat senyawa fenolik dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan jus yang terbuat dari daging buah saja. Namun, khusus buah-buahan tertentu seperti, apel, pir dan jeruk memiliki vitamin C lebih tinggi daripada mencampurnya dengan kulit.
Untuk diketahui, meskipun jus dapat membantu asupan nutrisi penting, namun jus tidak harus menggantikan buah dan sayuran utuh dalam makanan. Dengan mengubah bentuk buah-buahan dan sayuran tidak akan membantu menurunkan berat badan atau membuang racun, seperti yang diklaim teori kesehatan populer.
Faktanya, diet dengan membatasi minum buah atau sayuran dapat menyebabkan kehilangan nutrisi penting seperti protein dan lemak sehat. Perlu diingat, jus mengandung gula alami yang merupakan sumber kalori terkonsentrasi, bahkan untuk beberapa jus sayuran seperti wortel atau bit.
Jadi, memperhatikan kadar gula darah pada tubuh dan mencoba menjaga karbohidrat atau kalori sangat penting. Pastikan porsi jus yang dikonsumsi batasi dengan takaran 4 ounce atau setengah gelas, dilansir dari CNN.