REPUBLIKA.CO.ID, BALTIMORE -- Dokter bedah dari Universitas Johns Hopkins Baltimore Amerika Serikat telah berhasil melakukan transplantasi ginjal pertama dari donor hidup penderita HIV positif. Pendonor bernama Nina Martinez yang mengidap HIV yang terinfeksi lewat transfusi darah ketika bayi.
Sang penerima donor yang enggan diungkap identitasnya juga mengidap HIV. "Ini bukan hanya perayaan transplantasi, tetapi juga perawatan HIV," kata Dorry Segev, peneliti donasi organ HIV dan ahli bedah yang mengangkat ginjal, dikutip dari USA Today Ahad (31/3).
"Tiga puluh tahun yang lalu, penyakit HIV yang pada dasarnya merupakan hukuman mati telah sedemikian berubah sehingga hari ini seseorang dengan HIV dapat menyelamatkan nyawa orang lain," tambah Segev.
Sebelum 2013, orang yang positif HIV secara hukum tidak dapat menyumbangkan organ. Selain karena dinilai beresiko pengidap HIV hidup dengan hanya satu ginjal, pengobatan yang dijalani juga berisiko merusak ginjal.
Akan tetapi penelitian Segev mengubah anggapan itu. Dia meloloskan Ekuitas Kebijakan Organ HIV sehingga kini para tenaga medis bisa melakukan transplantasi organ antar penderita HIV. Sebelum operasi, Segev dan timnya mempelajari 40 ribu orang yang hidup dengan HIV. Segev dan timnya menemukan obat-obatan HIV yang sekarang lebih aman untuk ginjal.
Begitu Martinez lulus tes skrining yang diperlukan untuk memastikan dia bisa hidup dengan satu ginjal, operasi itu dilakukan sama dengan ratusan operasi lainnya yang dilakukan Segev. "Itu tidak berbeda dari operasi lainnya pada seseorang yang tidak memiliki HIV, dan itulah yang membuatnya ajaib bahwa sekarang siapa pun dapat melakukan ini," kata Segev.