REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Human papilloma virus (HPV) merupakan virus yang paling umum menyebabkan infeksi menular seksual (IMS). Sebagian besar kasus infeksi HPV ditularkan melalui hubungan atau kontak seksual. Tapi apakah HPV bisa ditularkan melalui cara lain?
"Penularan non seksual itu memang ada, tapi amat sangat kecil," ungkap spesialis kulit dan kelamin dari Klinik Spesialis Kulit dan Kelamin Pramudia, Dian Pratiwi, belum lama ini.
Penularan HPV melalui dudukan toilet atau handuk misalnya, amat sangat kecil terjadi. Alasannya, penularan HPV melalui suatu objek membutuhkan virus yang masih dalam keadaan hidup.
Jika suatu objek memiliki HPV yang hidup dan objek tersebut disentuh orang lain yang memiliki daya tahan tubuh buruk, maka penularan mungkin saja terjadi. "Tapi angkanya itu amat sangat kecil, dan itu membutuhkan virus yang masih hidup," lanjut Dian.
Mayoritas infeksi HPV ditularkan melalui hubungan seksual. Hubungan seksual ini tak hanya terbatas pada hubungan seksual penetratif. Akan tetapi juga hubungan seksual non penetratif seperti hubungan seksual anal dan oral. Karena itu, semua orang yang sudah aktif secara seksual berisiko tertular HPV.
"Tidak perlu ada penetrasi untuk tertular. Kontak kulit dengan kulit kelamin saja itu sudah bisa. Atau kulit kelamin dengan mukosa oral, kulit kelamin dengan mukosa anal," jelasnya.
Dian memaparkan infeksi HPV biasanya tidak langsung menimbulkan gejala. Tak heran infeksi HPV jarang disadari oleh penderitanya dan penularan cukup mudah terjadi.
Berdasarkan data dari CDC di Amerika Serikat pada 2017, infeksi HPV paling banyak ditemukan pada kelompok berusia muda. Sekitar 79 juta penduduk Amerika Serikat yang berusia di akhir belasan tahun dan awal 20-an tahun diketahui sudah terinfeksi oleh HPV.
"Sama seperti di sini, banyak yang sejak muda-muda (sudah terinfeksi HPV)," tutur Dian. Salah satu upaya pencegahan penularan HPV yang aman dan efektif adalah vaksinasi HPV.